Jumat 04 Jan 2019 01:20 WIB

Polisi Prancis Tahan Pemimpin Demonstran 'Rompi Kuning'

Drouet ditahan karena menggelar aksi demonstrasi tanpa izin di Paris.

Rep: Adysha Citra R/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi Prancis mengamankan aksi demonstrasi di Paris.
Foto: AP Photo/Rafael Yaghobzadeh
Polisi Prancis mengamankan aksi demonstrasi di Paris.

REPUBLIKA.CO.ID,  PARIS - Kepolisian Prancis telah menahan pempimpin demonstran antipemerintah 'Rompi Kuning' Eric Drouet. Penahanan dilakukan karena Drouet menggelar aksi demonstrasi tanpa izin di Paris.

Drouet ditahan pihak kepolisian pada Rabu (2/1) malam ketika ia sedang menuju Champs Elysees di Paris. Sebelumnya, Drouet juga telah menjalani proses pengadilan pada 5 Juni lalu karena membawa senjata.

"Membawa senjata terlarang kategori D," ungkap sumber yudisial seperti dilansir Voice of America.

Baca juga, Demonstran Rompi Kuning: Ada Ketidakadilan Sosial di Prancis.

Di hari yang sama, sejumlah demonstran telah berkumpul di luar restoran cepat saji McDonalds yang terletak di dekat monumen perang Arc de Triomphae. Mereka menungggu kedatangan Drouet pada Rabu malam.

Demonstrasi 'Rompi Kuning' ini mulai digelar pada November di area pedesaan Prancis. Demonstrasi digelar sebagai aksi protes terhadap kebijakan pajak bahan bakar.

Akan tetapi demonstrasi ini berkembang menjadi aksi protes yang lebih luas terhadap kebijakan-kebijakan Presiden Emmanuel Macorn. Mereka menilai kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Presiden Macron lebih memihak kepada para pebisnis yang kaya raya.

Para demonstran telah beberapa kali bentrok dengan pihak kepolisian di Paris maupun pihak kepolisian di beberapa kota besar lain di Prancis. Aksi protes ini membuat pemerintahan Macron masuk ke dalam krisis.

Setelah beberapa minggu, Macron akhirnya menghapus kenaikan pajak bahan bakar sebagai respons terhadap protes. Ia pun menjanjikan tambahan pemasukan bagi pekerja dengan upah minimum serta menjanjikan pemotongan pajak bagi para pensiunan.

Sejak itu, jumlah demonstran yang mengambil peran dalam aksi protes Rompi Kuning berangsur berkurang. Akan tetapi para demonstran yang tersisa tetap melanjutkan aksi protes mereka.

Pemimpin sayap kiri Jean Luc Melenchon yang dikenal keral melontarkan kritik terhadap Maron turut angkat bicara terkait penahanan Drouet. Melenchon menilai penahanan Drouet merupakan bentuk penyalahgunaan kekuasaan Macron.

"Polisi yang dipolitisasi menarget dan melecehkan pemimpin-pemimpin gerakan Rompi Kuning," tulis Melenchon melalui akun Twitter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement