Rabu 27 Feb 2019 11:31 WIB

Guaido Terancam Hukuman 30 Tahun Penjara

Wakil MA menilai Guaido bersembunyi dari keadilan hukum.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Nicolas Maduro
Foto: AP Ariana Cubillos
Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Politikus oposisi Juan Guaido dapat menghadapi hukuman penjara 30 tahun, karena melanggar larangan perjalanan yang dijatuhkan oleh Mahkamah Agung Venezuela. Pada 22 Februari 2019 lalu, Guaido melakukan kunjungan ke Kolombia terkait penyaluran bantuan dan pertemuan dengan Lima Group.

Wakil Hakim Mahkamah Agung Juan Carlos Valdez mengatakan, Guaido telah bersembunyi dari keadilan hukum. Mereka yang ditemukan oleh pihak berwenang telah melanggar ketentuan harus ditangkap dan dikirim ke penjara.

Baca Juga

"Dia mungkin dapat menghadapi tuntutan 30 tahun penjara. Jaksa penuntut negara saat ini sedang menganalisis perilaku Guaido untuk kemungkinan tindak kejahatan," ujar Valdez dilansir RT News, Rabu (27/2).

Sementara itu, Guaido yang berbicara kepada Kolombia NTN24 menyatakan akan kembali ke Venezuela maskipun ada risiko ditangkap.  Guaido pergi ke Bogota, Kolombia untuk menghadiri pertemuan dengan Lima Group yang mendukung Presiden Venezuela Nicolas Maduro untuk mundur.

Utusan khusus Amerika Serikat Elliot Abrams mengatakan, pekan ini akan lebih banyak sanksi terhadap Caracas. Hal ini disampaikannya ketika berbicara di depan sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang situasi Venezuela.

"Kami telah mengatakan bahwa sanksi akan terus berlanjut. Akan ada lebih banyak sanksi minggu ini dan minggu depan. Kami akan terus menjatuhkan sanksi pada anggota rezim tingkat tinggi, dan orang-orang yang menangani urusan keuangan mereka," ujar Abrams.

Sanksi itu dikenakan kepada empat gubernur negara bagian Venezuela yang bersekutu dengan Presiden Maduro. Departemen Keuangan AS memblokir semua aset yang dikontrol keempat gubernur terkait di AS. Pengumuman sanksi itu dilakukan ketika Wakil Presiden AS Mike Pence bertemu pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido.

Keduanya mengadakan pertemuan dengan Lima Group, yakni sebuah blok negara-negara dari Argentina hingga Kanada. Kelompok itu sengaja dibentuk untuk menyelesaikan krisis politik dan ekonomi Venezuela.

Dalam pertemuan itu, Pence kembali menegaskan dukungan AS untuk kepemimpinan Guaido di Venezuela. Dukungan diberikan hingga kebebasan benar-benar dipulihkan. Dia pun mengulangi tawaran amnestinya bagi anggota pasukan bersenjata yang memberi dukungan bagi Guaido.

Pence meminta anggota Lima Group membekukan aset perusahaan minyak nasional Venezuela, PDVSA. Dia mengatakan bahwa dalam beberapa hari mendatang AS akan mengumumkan kembali sanksi ekonomi yang lebih kuat terhadap pemerintahan Maduro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement