Ahad 24 Feb 2019 02:59 WIB

WHO: Wanita Hamil Terpapar Ebola Wajib Divaksin

Data terbaru WHO menunjukkan korban meninggal akibat ebola di Kongo capai 853 jiwa.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Andri Saubani
Pekerja medis menggandeng seorang anak laki-laki yang terpapar virus ebola di pusat rehabilitasi Ebola di Beni, Kongo Timur. Ebola menjadi wabah penyakit terburuk kedua di Kongo, setidaknya 400 orang terpapar wabah tersebut. Foto diambil pada 9 September 2018.
Foto: AP
Pekerja medis menggandeng seorang anak laki-laki yang terpapar virus ebola di pusat rehabilitasi Ebola di Beni, Kongo Timur. Ebola menjadi wabah penyakit terburuk kedua di Kongo, setidaknya 400 orang terpapar wabah tersebut. Foto diambil pada 9 September 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan para wanita yang sedang hamil dan menyusui namun terkena virus ebola agar segera mendapat vaksinasi. Merujuk pada kasus yang terjadi di Republik Demokratik Kongo, virus ebola menelan banyak korban hingga meninggal dunia. 

Data terbaru WHO menyebutkan, jumlah kasus pengidap virus ebola di Kongo mencapai 853. Angka tersebut sudah termasuk 521 kasus kematian yang terjadi saat serangan wabah pada Agustus 2018 lalu.

Virus ebola juga dikenal sebagai demam berdarah ebola. Pengidap biasanya mengalami masa inkubasi antara dua hari hingga tiga pekan sejak terjangkit virus. Gejala yang ditimbulkan yakni demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, hingga sakit kepala. Selain itu, gejala juga diikuti denga mual, muntah, hingga menurunnya fungsi liver dan ginjal.

Juru Bicara WHO, Tarek Jasarevic, mengatakan, lebih dari 80 ribu orang di DRC saat ini telah divaksinasi di tengah serangan wabah yang masih terjadi. Meskipun vaksin tersebut masih tahap percobaan, sejak 2015 vaksin telah diberikan kepada ribuan ornag di Afrika, Eropa, dan Amerika Serikat.

“Studi tentang kemanjuran vaksin belum konklusif. Namun, mereka yang telah divaksin tetap dalam kondisi aman dan mampu melindungi manusia terhadap ebola. Kami pun merekomendasikan agar pengidap virus ebola melakukan vaksin cincin,” kata dia.

Vaksin cincin merupakan strategi mencegah penyebaran penyakit hanya dengan memvaksinasi mereka yang kemungkinan besar terinfeksi virus. WHO menyarankan agar wanita hamil yang memiliki risiko tinggi terinfeksi untuk mendapatkan vaksi.

“Jadi, tujuan vaksinasi perempuan ini akan melindungi mereka. Tetapi, kita juga tahu bahwa jika kita menggunakan vaksni cincin ini maka wanita yang ada di masyarakat yang divaksinasi akan memiliki risiko rendah. Jadi, ini benar-benar antara risiko dan manfaat dan kami berharap bahwa penggunaan vaksin pada wanita hamil akan menghasilkan beberapa data untuk masa depan,”  ujarnya.

Para ahli kesehatan WHO juga menyarankan agar wanita hamil yang diberi vaksi pada fase trisemester kedua atau ketiga. Adapun, untuk ibu menyusui vaksin diberikan saat bayi masih berusia dibawah satu tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement