Selasa 09 Apr 2019 17:56 WIB

Jerman dan Prancis Minta Jaminan Jika Inggris Tunda Brexit

May meminta Brexit diperpanjang sampai 30 Juni.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Brexit terancam gagal
Foto: Republika
Brexit terancam gagal

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman dan Prancis bersikeras harus ada jaminan jika Inggris kembali menunda Brexit. Di saat yang sama Perdana Menteri Inggris Theresa May bersiap mengajukan penundaan Brexit ke Jerman dan Prancis.

Dua rekan Inggris di Uni Eropa tersebut mengatakan mereka meminta kepastian dari May apa yang akan dilakukan pemerintah Inggris untuk memecahkan kebuntuan Brexit jika penundaan tersebut dikabulkan. Pemerintah Jerman dan Prancis mengisyaratkan mereka tidak akan memberikan cek kosong kepada Inggris walaupun mereka juga ingin menghindari Brexit yang berantakan pada pekan ini.

Baca Juga

"Kami sangat, sangat frustasi dengan situasi ini," kata Wakil Menteri Luar Negeri Jerman Michael Roth, saat baru tiba di pertemuan Uni Eropa di Luxembourg, Selasa (9/4).

Tapi Roth juga mengatakan Brexit yang tidak tertib akan menjadi 'opsi terburuk'. Pemerintahan May yang dikuasai Partai Konservatif sedang berkompromi dengan oposisi utama mereka Partai Buruh. Kedua belah pihak sedang berusaha mencari jalan tengah sebelum pemimpin negara Uni Eropa memutuskan apakah mengabulkan permintaan perpanjangan Brexit atau tidak.

Jika mereka menolak maka Inggris harus keluar dari Uni Eropa secara mendadak pada hari Jumat (12/4) ini, tanggal yang sudah ditetapkan beberapa pekan sebelumnya. Inggris harusnya sudah meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret lalu.

May meminta Brexit diperpanjang sampai 30 Juni. Pada Selasa ini ia mengunjungi Berlin untuk bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel lalu ke Paris untuk bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron.

"Kami berharap pada akhirnya kami memiliki langkah subtansial ke arah yang benar - sejauh ini jelas tidak ada yang berubah, kami tentu mempertimbangkan memperpanjang Brexit, juga memperpanjangnya lebih lama lagi, tapi harus ada ikatan kriteria yang ketat," tambah Roth.

Ia bersikeras Inggris tidak bisa berspekulasi tidak berpartisipasi dalam pemilihan Parlemen Uni Eropa pada 23-26 Mei mendatang. Roth mengatakan Uni Eropa membutuhkan kemajuan yang subtansial dari Inggris.

Presiden Dewan Uni Eropa Donald Tusk mendesak 27 negara Uni Eropa lainnya untuk menawarkan Inggris perpanjangan waktu yang fleksibel sampai satu tahun. Demi memastikan agar Brexit tidak berjalan dengan kacau dan dapat merusak perdagangan dan melukai banyak negara Uni Eropa. 

Menteri Hubungan Eropa Prancis Amélie de Montchalin mengatakan jika perpanjangan waktu dikabulkan maka 27 negara Uni Eropa lainnya membutuhkan komitmen May.  Pemerintahan Inggris akan terus melanjutkan peran konstruktif dalam pengambilan keputusan di Uni Eropa.

"Jika perpanjang waktu dikabulkan kami memiliki pertanyaan peran apa yang ingin Inggris mainkan," kata Montchalin.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement