Selasa 23 Apr 2019 08:32 WIB

Komedian Zelenskiy Jadi Presiden Sungguhan

Kepada semua negara bekas Soviet--lihatlah kami, segalanya mungkin.

Komedian Ukraina Volodymyr Zelenskiy saat konferensi pers usai pemilihan presiden di Kiev, Ukraina, Ahad (31/3).
Foto: AP Photo/Emilio Morenatti
Komedian Ukraina Volodymyr Zelenskiy saat konferensi pers usai pemilihan presiden di Kiev, Ukraina, Ahad (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Komedian Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, memenangi pemilihan presiden (pilpres) yang digelar Ahad (21/4). Sebelumnya, ia dikenal lewat serial televisi dengan berperan sebagai guru yang menjadi presiden pemberantas korupsi. Dengan kemenangan pilpres kali ini, ia akan menjadi presiden sungguhan saat dilantik sekitar awal Juni nanti.

1. Volodymyr Zelenskiy (41 tahun) adalah komedian penutur bahasa Rusia pemilik rumah produksi Kvartal 95. Laman Aljazirah menuliskan, Zelenskiy lahir di Kota Kryvyi Rih di Ukraina pusat. Mayoritas penduduknya berbahasa Rusia. Ia meraih gelar sarjana hukum dari Kiev National Economic University, tapi tak pernah memanfaatkan gelarnya. Ia juga tak memiliki pengalaman politik.

Dalam tiga tahun terakhir, ia membintangi serial komedi politik, Servant of the People. Ia berperan sebagai guru kemudian menjadi presiden yang aktif memerangi korupsi.

2. Zelenskiy mengumumkan ikut dalam pilpres di tengah penampilan komedinya pada malam tahun baru 2019. Sejak saat itu, ia melakukan kampanye yang tidak seperti biasanya, yaitu mengandalkan tur komedi dan media sosial. Ia juga tertutup terhadap wartawan serta menghindari debat.

Oleksiy Haran, profesor perbandingan politik dari University of Kyiv-Mohyla Academy, menilai, rakyat Ukraina tidak bisa membedakan antara peran Zelenskiy di televisi dan dirinya yang sebenarnya. "Orang mengharapkan citra presiden fiksi di filmnya ke dalam kehidupan sang kandidat sesungguhnya. Ini fenomena psikologis," katanya kepada Aljazirah.

3. Sang komedian menyatakan mendukung aspirasi Ukraina bahwa suatu hari mereka bisa bergabung dengan Uni Eropa dan Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Sikap ini tentu bertentangan dengan Rusia.

Ia menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin bertanggung jawab atas perang di Ukraina timur, yaitu di Donetsk dan Luhansk. Perang tersebut menewaskan lebih dari 13 ribu orang sejak meletup pada 2014. Zelenskiy juga ingin mengembalikan Semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia.

Tulisan di Kyiv Postbahkan memuat judul yang mengutip ucapan Zelenskiy. Ucapan itu mengisyaratkan sikapnya yang siap berbeda dari Moskow. "Kepada semua negara bekas Soviet--lihatlah kami, segalanya mungkin,"ujarnya.

4. Setelah pelantikannya sebagai presiden pada awal Juni, Zelenskiy akan mengajukan nama perdana menteri dan menyusun kabinet. Ia kemudian akan menggelar pemilihan umum (pemilu) untuk memilih anggota legislatif pada 27 Oktober. (reuters ed: yeyen rostiyani)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement