Rabu 24 Apr 2019 04:21 WIB

Rusia Sibuk Persiapan Sambut Kunjungan Kim Jong-Un

Kim Jong-un dijadwalkan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nur Aini
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6).
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW -- Pemerintah Rusia mengonfirmasi bahwa Presiden Vladimir Putin akan bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada Kamis (25/4) mendatang. Pemerintah Rusia kini sedang disibukkan dengan beragam persiapan untuk menyambut Kim.

Kesibukan Rusia dalam menyambut kedatangan Kim terlihat dari adanya pengiriman sebuah mobil limousine blacked out, kedatangan dua pesawat yang memuat rincian keamanan, hingga keributan di bandara yang melibatkan jurnalis. Rusia juga melakukan modifikasi pada jalanan-jalanan hingga stasiun kedatangan untuk mengakomodasi konvoi Korea Utara.

Baca Juga

Selain itu, Far Eastern Federal University di kota Vladivostok juga dipilih sebagai tempat Putin dan Kim melakukan pertemuan. Karena terletak di sebuah pulau, lokasi Far Eastern Federal University yang cukup terisolasi ini berhasil membuat kepala keamanan Korea Utara terkesan.

Sumber-sumber di Moscow dan Pyongyang mengungkapkan bahwa Kim akan melakukan perjalanan sejauh 425 mil dari Pyongyang menunju Vladivostok dengan kereta bersenjatanya yang terkenal. Kim dijadwalkan akan tiba di Rusia pada Rabu.

Pertemuan dan pembicaraan antara Kim dan Putin akan terjadi keesokan harinya yaitu pada Kamis. Pada Kamis malam, Putin akan bertolak menghadiri dialog dengan pemimpin Cina sedangkan Kim akan tetap tinggal di Rusia untuk sebuah program tur khusus.

Ada beragam atraksi yang diperkirakan akan dikunjungi oleh Kim selama di Rusia. Beberapa di antaranya adalah pabrik cokelat, Russian Pacific Navy Military History Museum, dan Mariinsky Theatre di kota Saint Petersburg.

Bagi Rusia, pertemuan itu merepresentasikan puncak dari upaya diplomasi yang mereka lakukan selama berbulan-bulan. Satu tahun lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov untuk pertama kalinya pergi ke Pyongyang, Korea Utara, mewakili Putin. Setelah itu, beberapa tokoh dari Rusia secara bergantian melakukan hal yang sama.

Namun, Korea Utara kala itu menunjukkan keraguan. Korea Utara tampak lebih memilih untuk berkonsentrasi terhadap hubungan mereka dengan Cina, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Kamis depan merupakan momen pertama pertemuan antara Putin dan Kim. Padahal selama delapan tahun memegang kekuasaan, Kim sudah tiga kali bertemu pemimpin Cina Xi Jinping dan dua kali bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

"Putin sangat ingin dianggap sebagai orang penting di semenanjung Korea, dan menggunakan itu dalam pertandingan diplomatik dengan Washington (Amerika Serikat)," ungkap analis Korea Utara berbasis di Seoul Fyodor Tertitskiy seperti dilansir Independent.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement