Kamis 02 May 2019 18:09 WIB

Rumah Sakit Paris Diserbu Pengunjuk Rasa Hari Buruh

Rumah sakit Paris menghalangi pengunjuk rasa dengan memblokir pintu.

Rep: Lintar Satria / Red: Nur Aini
Pengunjuk rasa rompi kuning.
Foto: EPA-EFE/CAROLINE BLUMBERG
Pengunjuk rasa rompi kuning.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Sebuah rumah sakit terkenal di Paris mengajukan tuntutan hukum setelah puluhan pengunjuk rasa hari buruh menerobos dan hampir masuk ke unit gawat darurat. Direktur Rumah Sakit La Pitié-Salpêtrière Marie-Anne Ruder mengatakan beberapa pengunjuk rasa mengenakan topeng dan atribut aktivis rompi kuning. 

Sebuah rekaman video di Twitter menunjukkan polisi mengejar pengunjuk rasa yang ingin masuk ke dalam gedung rumah sakit. Ruder mengatakan staf rumah sakit menghalangi pengunjuk rasa dengan memblokir pintu masuk unit gawat dururat. 

Baca Juga

Video yang diunggah David Dufresne di Twitter menunjukkan kekacauan di rumah sakit yang diserbu. Polisi mengejar para pengunjuk rasa. 

"Saya melihat pengunjuk rasa di pintu masuk Rumah Sakit La Pitié-Salpêtrière, mereka mencoba untuk berlindung karena barisan CRS (polisi anti haru-hara Prancis) datang dari arah boulevard," cuitnya seperti dilansir BBC, Kamis (2/5). 

Rumah sakit pendidikan terbesar itu terletak di arrondissement (distrik) ke-13 pusat kota Paris. Dekat dengan Place d'Itale di mana polisi harus menggunakan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa hari buruh Rabu (1/5) kemarin.

Media-media Prancis melaporkan dalam hitungan menit polisi berhasil masuk ke lantai pertama dan mendorong pengunjuk rasa. Polisi Prancis menahan 30 pengunjuk rasa. 

Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner yang datang ke lokasi kejadian saat bentrokan terjadi menggambarkan serbuan tersebut sebagai 'serangan' dari 'blok hitam' kelompok militan anti-kapitalis yang paling kiri. Milisi yang berpakaian hitam-hitam itu kerap kali dituduh bertanggung jawab atas vandalisme selama bentrokan pengunjuk rasa rompi kuning dengan polisi selama enam bulan terakhir. 

Unjuk rasa hari buruh yang biasanya digelar serikat buruh tahun ini diambil alih 'blok hitam' dan aktivis rompi kuning. Beberapa orang di antara mereka melempari berbagai benda ke kaca toko dan ke 7.000 polisi yang dikerahkan di Paris. 

"Staf rumah sakit sangat terkejut rumah sakit dapat menjadi target incaran," kata Ruder. 

Ia mengatakan sekelompok orang di luar unit gawat darurat 'mencoba mendorong pintu untuk terbuka'. Sementara, staf rumah sakit berusaha menghalangi mereka dan mengatakan mereka tidak bisa masuk ke dalam rumah sakit.

Manager rumah sakit Martin Hirsch mengatakan para staf mencegah sekelompok pengunjuk rasa membahayakan pasien. Ia mengatakan ia tidak tahu jika pengunjuk rasa itu melarikan diri dari sesuatu. 

"Saya tidak tahu apa yang mendorong gangguan yang tidak dapat dijelaskan ini," kata Hirsch kepada media-media Prancis. 

Di Paris, polisi harus menggunakan gas air mata dan water canon untuk membubarkan pengunjuk rasa. Mereka menangkap sebanyak 380 orang. Sebanyak 38 orang terluka dalam kerusuhan tersebut termasuk 14 petugas polisi, salah satunya karena terhantam lemparan batu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement