Senin 13 May 2019 13:06 WIB

PM Lituania akan Mundur Setelah Gagal di Pemilihan Presiden

PM Lituania gagal lolos ke putaran kedua dalam pemilihan presiden.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Saulius_Skvernelis, PM Lituania
Foto: Wikipedia
Saulius_Skvernelis, PM Lituania

REPUBLIKA.CO.ID, VILNIUS -- Perdana Menteri (PM) Lituania, Saulius Skvernelis mengatakan, akan mundur dari jabatan PM setelah gagal lolos ke putaran kedua dalam pemilihan presiden negara itu, Ahad (12/5) waktu setempat. Skvernelis merupakan salah satu calon unggulan dalam pemungutan suara. 

Pengunduran dirinya sebagai PM akan dilakukannya pada Juli mendatang. Berbicara kepada wartawan pada Ahad, Skvernelis mengakui membuat kekalahan. Meski demikian, ia mengatakan dirinya yakin akan lolos pada pemilihan berikutnya.

Baca Juga

"Kegagalan untuk masuk ke putaran kedua adalah penilaian saya sebagai politisi," katanya dilansir BBC. Putaran kedua akan berlangsung pada 26 Mei mendatang.

Hasil parsial pemilihan umum menunjukkan bahwa ekonom terkemuka Gitanas Nauseda menduduki suara terbanyak pada putaran pertama, diikuti oleh mantan Menteri Keuangan Ingrida Simonyte. Keduanya akan saling berhadapan dalam putaran kedua di akhir bulan.

Pemenangnya akan menggantikan Presiden Dalia Grybauskaite yang populer setelah masa jabatan lima tahun kedua dan terakhirnya. Grybauskaite diketahui telah menjadi kritikus yang kuat terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin yang berbatasan dengan Lituania. Ia juga telah berfokus pada penanggulangan korupsi di negaranya.

Dalia Grybauskaite terpilih sebagai presiden perempuan pertama Lituania dengan kemenangan pemilu empatik pada Mei 2009. Dia terpilih kembali pada Mei 2014, dalam pemilihan presiden yang diadakan di tengah kekhawatiran yang meluas atas kebangkitan kembali Rusia.

Grybauskaite kerap dijuluki "Perempuan Besi", nama panggilan mantan perdana menteri Inggris Margaret Thatcher, seorang penganut pasar bebas yang ia gambarkan sebagai salah satu model politiknya.

Lituania yang berpenduduk sekitar 2,8 juta adalah negara yang terbesar dan berada paling selatan dari tiga republik Baltik. Tidak lebih dari satu dekade setelah memperoleh kembali kemerdekaannya selama runtuhnya Uni Soviet pada 1990, Lituania disambut sebagai anggota NATO pada akhir Maret 2004.

Langkah itu dilakukan hanya beberapa minggu sebelum perubahan bersejarah kedua bagi negara itu dalam menetapkan tempatnya di keluarga negara-negara Barat ketika bergabung dengan Uni Eropa atau UE pada Mei 2004. Eksklave Kaliningrad Rusia menampung markas besar Armada Baltik Angkatan Laut Rusia, dan berbagi perbatasan utama dengan Lituania.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement