Kamis 16 May 2019 19:07 WIB

JK Ingatkan Pentingnya Kerja Sama Internasional soal Bencana

JK menyampaikan pesan soal bencana itu di forum internasional di Jenewa, Swiss.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri forum PBB, Global Platform on Disaster Risk Reduction (UNDRR) di Internasional Conference Center Geneva (CICG), Jenewa, Swiss, Kamis (16/5).
Foto: Fauziah Mursid/Republika.co.id
Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri forum PBB, Global Platform on Disaster Risk Reduction (UNDRR) di Internasional Conference Center Geneva (CICG), Jenewa, Swiss, Kamis (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Fauziah Mursid/Wartawan Republika.co.id dari Jenewa, Swiss

 

Baca Juga

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan kembali pentingnya kerjasama internasional untuk pengurangan risiko kebencanaan. Hal itu disampaikan JK saat menghadiri forum internasional pengurangan risiko kebencanaan di PBB, Global Platform on Disaster Risk Reduction (UNDRR) di Jenewa, Swiss, Kamis (16/5).

JK menilai, tidak bisa suatu bangsa mengabaikan pentingnya kerjasama internasional. Karenanya, di forum yang bertujuan untuk mengkaji ulang penerapan pengurangan risiko bencana, JK menyinggung penguatan implementasi Kerangka Sendai pengurangan risiko bencana.

"Marilah kita menegaskan kembali komitmen bersama kita dalam pemajuan kerja sama internasional, khususnya untuk memastikan implementasi 6 target prioritas Kerangka Sendai lainnya," di International Conference Center Geneva (CICG), Jenewa, Swiss, Kamis (16/5).

Menurut JK, kerjasama multilateral memainkan peranan penting dalam upaya bersama dalam memperkuat upaya pengurangan risiko bencana. Karenanya itu, JK memastikan kesiapan dan komitmen Indonesia untuk ikut mendukung perwujudan kerjasama internasional dalam pengurangan risiko bencana.

JK menerangkan, Indonesia bersedia untuk menjajaki kemungkinan kerjasama di berbagai bidang dengan negara-negara lain.

"Bidang riset, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta peningkatan kapasitas masyarakat lokal dalam menghadapi fenomena alam yang berulang ini," ujar JK.

JK membeberkan pengalaman Indonesia saat dilanda bencana gempa dan tsunami besar di tahun 2004 lalu di Aceh. JK menerangkan, Indonesia saat itu tidak bisa sendiri dalam melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi dan membutuhkan negara-negara lain.

Karenanya, JK menyampaikan terimakasih atas dukungan negara-negara sahabat dan organisasi internasional pada saat penanganan bencana tersebut. Selain itu, menurut JK, pengalaman tersebut mengajarkan perlunya mitigasi dan kesiapan masyarakat menghadapi bencana.

"Kita memahami bahwa tidak ada satupun negara yang dapat menghadapi sendiri dampak dari bencana, karenanya Indonesia percaya bahwa kerjasama internasional memainkan peranan yang sangat penting," ujar JK.

Ia mengatakan, sebagai wujud komitmen Indonesia terhadap kerjasama internasional pengurangan risiko bencana, terdapat program-program bersama di bidang peningkatan kapasitas. Khususnya melalui mekanisme triangular dan Kerja Sama Selatan-Selatan, diantaranya dengan Fiji, India, Selandia Baru, Australia, Korea Selatan, Jepang, Swiss, Amerika Serikat, dan negara-negara ASEAN.

Selain itu, JK mengungkap program-program berbagi pengalaman serta praktik terbaik, diantaranya dengan negara-negara ASEAN dan Uni Eropa.

"(Juga) latihan gabungan bersama negara-negara ASEAN, khususnya di bawah skema Simulasi Tanggap Darurat Bencana di Kawasan ASEAN (ARDEX)," katanya.

Menutup pidatonya yang berlangsung kurang lebih tiga setengah menit itu, JK juga  menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi atas solidaritas masyarakat internasional kepada Indonesia saat terjadinya gempa bumi dan tsunami di Lombok, Palu, dan Selat Sunda

“Bagi Indonesia, solidaritas ini merupakan bukti nyata komitmen dunia internasional dalam mendukung pengurangan risiko bencana sebagaimana telah menjadi jiwa Kerangka Sendai,” pungkasnya.

Sejumlah tokoh yang hadir mendampingi Wapres JK antara lain, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK) Puan Maharani, Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo serta Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement