Kamis 07 Jun 2018 20:45 WIB

Diplomat AS di Cina Terkena Penyakit Misterius

Dua diplomat AS jatuh sakit setelah mendengar suara-suara aneh di cina

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Bilal Ramadhan
Bendera Cina-Amerika
Foto: washingtonote
Bendera Cina-Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON  Departemen Luar Negeri AS telah menarik sejumlah diplomat dari Guangzhou, Cina. Para diplomat itu dilaporkan menderita penyakit misterius yang menyerupai cedera otak yang pernah dialami diplomat AS di Kuba.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan, departemennya telah mengkonfirmasi seorang pegawai pemerintah yang menderita insiden medis di kota selatan Cina itu. Departemen kemudian mengerahkan tim untuk memeriksa diplomat dan keluarganya di sana.

"Dengan adanya hasil dari proses pemeriksaan, departemen telah mengirim sejumlah orang untuk melakukan evaluasi lebih lanjut dan memberikan penilaian komprehensif dari gejala dan temuan mereka di Amerika Serikat," kata Nauert, Rabu (6/6).

"Profesional medis akan terus melakukan evaluasi penuh untuk menentukan penyebab gejala yang dilaporkan dan apakah temuan itu sama dengan temuan yang pernah dialami oleh personil pemerintahan yang juga terkena dampak sebelumnya atau mungkin sama sekali tidak terkait," tambah dia.

The New York Times melaporkan, Departemen Luar Negeri AS telah mengevakuasi setidaknya dua diplomat AS yang jatuh sakit setelah mendengar suara-suara aneh di Cina.

Tahun lalu, 24 pegawai pemerintahan AS dan anggota keluarganya di Kuba juga menunjukkan gejala yang mirip dengan gegar otak dan cedera otak ringan. Penyakit misterius yang diderita para diplomat Amerika yang ditugaskan di Havana, telah meningkatkan kembali ketegangan antara AS dan Kuba.

Pada Selasa (5/6), Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo merilis sebuah pernyataan yang mengatakan departemen telah membentuk satuan tugas bulan lalu. Tujuannya adalah untuk memberikan respon terhadap insiden medis misterius yang tidak dapat dijelaskan.

"Gejala dari cedera yang diderita oleh para diplomat yang terkena dampak, dan penyebab umumnya, belum diketahui," kata Pompeo.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement