Ahad 01 Jul 2018 12:43 WIB

Negosiasi Oposisi Suriah dan Rusia tak Temukan Kesepakatan

Rusia tawarkan oposisi serahkan seluruh bagian selatan Suriah kepada Assad

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bilal Ramadhan
Dalam foto pada Kamis (28/6) yang dipasok oleh Nabaa Media, media oposisi Suriah, tampak warga eksodus meninggalkan Daraa, selatan Suriah.
Foto: Nabaa Media, via AP
Dalam foto pada Kamis (28/6) yang dipasok oleh Nabaa Media, media oposisi Suriah, tampak warga eksodus meninggalkan Daraa, selatan Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, DARAA -- Negosiasi antara kelompok oposisi Suriah dan Rusia pada Sabtu (30/6) waktu setempat itu tidak dapat berakhir dengan kesepakatan damai di Provinsi Daraa bagian selatan. Delegasi Rusia dan pasukan oposisi Suriah bertemu untuk membahas gencatan senjata permanen di Daraa.

Juru Bicara oposisi Suriah, Ibrahim Jabawi menegaskan kesepakatan tidak bisa tercapai. Rusia pun telah menawarkan kondisi yang parah sehingga pasukan oposisi menarik diri dari kesepakatan itu.

"Rusia menawarkan pasukan oposisi untuk menyerahkan seluruh bagian selatan Suriah kepada pasukan rezim (Bashar al-Assad)," kata Jabawi, seperti dilansir Anadolu Agency, Ahad (1/7).

Jabawi menambahkan, Tentara Pembebasan Suriah (FSA) pun telah diminta untuk menyerahkan semua senjata berat dan ringan yang dimilikinya. Mereka juga meminta oposisi untuk menempatkan orang-orang di daftar penahanan rezim itu diadili.

Seperti diketahui, dalam beberapa hari terakhir, Daraa telah menjadi target serangan udara dan darat yang intens oleh rezim Assad dan sekutu-sekutunya. Tentara rezim ini telah maju jauh ke dalam wilayah timur Daraa berusaha mendapatkan kota Busra al-Harir dan Nahtah.

Lebih dari 100 warga sipil telah tewas dan ribuan orang mengungsi sejak serangan rezim dimulai dua pekan lalu. Setelah pembicaraan damai yang diadakan tahun lalu di ibukota Kazakhstan, Astana, Daraa ditetapkan sebagai "zona de-eskalasi" di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.

Konflik di Suriah muncul sejak 2011 ketika rezim Assad menindak keras para demonstran dengan keganasan yang tidak terduga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement