Selasa 09 Oct 2018 19:19 WIB

Peneliti: Swafoto Sebabkan Lebih dari 250 Kasus Kematian

Sebagian besar kematian terjadi di lokasi berbahaya.

Jangan terlalu sering melakukan swafoto dengan pasangan jika tak ingin hubungan rusak. Ilustrasi
Foto: Huffingtonpost
Jangan terlalu sering melakukan swafoto dengan pasangan jika tak ingin hubungan rusak. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Swafoto dianggap wajar dan tak membahayakan di era media sosial. namun sebuah penelitian menemukan bahwa fenomena itu bisa berujung maut.

Periode tahun 2011 dan 2017, sebanyak 259 orang tewas saat ber-swafoto secara ekstrem, menurut penelitian di US National Library of Medicine, dilansir DPA, Selasa (9/10).

Sebagian besar kematian terjadi di lokasi berbahaya, seperti gedung-gedung tinggi, pengunungan, dan pinggir jalan. Penyebabnya pun beragam, ada yang karena tenggelam, kecelakaan transportasi, atau terjatuh.

Hasilnya pun bervariasi berdasarkan wilayah, setengah dari semua kematian akibat swafoto tercatat di India. Sementara itu, sebagian besar kematian terkait swafoto disebabkan senjata api terjadi di Amerika Serikat.

Rata-rata usia yang terbunuh adalah berusia 22 tahun, dengan hampir 80 persen yang tercatat adalah pria. Berdasarkan penelitian, angka-angka yang diberikan mungkin tidak lengkap karena menjadi sesuatu dari fenomena baru, kematian akibat swafoto, jarang dilaporkan.

"Penting untuk menilai beban, penyebab, dan alasan yang sebenarnya untuk kematian swafoto sehingga dapat dilakukan intervensi yang tepat," kata penulis studi.

Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti menyarankan agar pengelola lokasi membuat tanda peringatan mengenai bahaya ber-swafoto. Di Mumbai sudah ada 16 zona seperti itu, sementara tindakan serupa juga telah diberlakukan di Rusia dan Indonesia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement