Selasa 06 Mar 2018 16:10 WIB

Unicef: Angka Pernikahan Anak di Bawah Umur Berkurang

Negara Asia Selatan mengalami penurunan pernikahan dini paling signifikan.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Pernikahan Dini
Foto: Republika/ Wihdan
Ilustrasi Pernikahan Dini

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Badan PBB untuk anak-anak (Unicef) mengungkapkan adanya penurunan angka pernikahan anak di bawah umur di seluruh dunia. Unicef mengatakan, sekitar 25 juta pernikahan anak berhasil dicegah dalam beberapa dekade terakhir.

Merujuk catatan Unicef, satu dari lima anak perempuan saat ini menikah sebelum menginjak usia di atas 18 tahun. Angka ini berkurang drastis jika dibandingkan dalam beberapa dekade sebelumnya sekitar satu dari empat anak melakukan pernikahan dini.

"Negara-negara di Asia Selatan merupakan kawasan yang mengalami penurunan angka penikahan di bawah umur paling signifikan," kata Unicef seperti diwartakan BBC, Selasa (6/3).

Unicef menjelaskan, di India misalnya, perkawinan di bawah umur beranjak berkurang menyusul peningkatan edukasi di antara kalangan wanita. Penurunan juga terbantu dengan publikasi risiko bahaya yang disebabkan pernikahan di bawah usia.

Penasehat gender Unicef Anju Malhotra mengungkapkan adanya peningkatan taraf hidup bagi wanita yang tidak menikah di bawah usia yang seharusnya. Dia melanjutkan, ketika seorang gadis dipaksa untuk menikah saat kecil, dia menghadapi konsekuensi seumur hidup secara langsung.

Malhotra mengatakan, kemungkinan gadis tersebut untuk menyelesaikan sekolah jelas menurun. Dia juga berpotensi mendapatkan KDRT oleh suaminya ditambah kemungkinan terlibat masalah komplikasi saat mengandung. Menurut Malhotra, masalah belum ditambah dengan konsekuensi sosial dan risiko siklus intergenerasi kemiskinan yang lebih tinggi.

Dia mengatakan, negara-negara di Afrika masih mencatatkan angka pernihakan dini yang terbilang besar, terlebih yang terletak di sekitar gurun sahara. Pernikahan usia dini di negara-negara kawasan tersebut harus segera dihentikan menyusul peningkatan jumlah penduduk.

Ethiopia menjadi salah satu negara yang mengalami penurunan pernikahan dini cukup signifikan. Meski demikian, dia mengatakan, dunia masih harus bekerja keras untuk mengurangi lebih jauh pernikahan tersebut. "Perlu peningkatan upaya untuk mencegah hilangnya masa depan jutaan anak perempuan oleh praktik yang menghancurkan ini," katanya.

Para pemimpin dunia telah berkomitmen untuk segera mengakhiri pernikahan anak-anak usia dini pada 2030 mendatang. Ini juga merupakan sasaran pembangunan berkelanjutan PBB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement