Senin 30 May 2011 13:04 WIB

Lagi-lagi, Korban Sipil Tewas dalam Serangan di Afghanistan, NATO Minta Maaf

Tentara koalisi NATO di Afghanistan
Tentara koalisi NATO di Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Serangan jet temput NATO terhadap pemberontak Afghanistan yang melawan dari kawasan hunian penduduk di provinsi barat daya Helman kembali memakan korban rakyat sipil, kali ini paling tidak sembilan orang. Pejabat NATO, menyatakan informasi itu, Senin (30/5) meski jumlah pasti kematian masih tidak jelas karena berbagai versi laporan resmi.

Komandan wilayah barat daya, Mayor Jenderal Marinir, John Tollan, mengeluarkan permintaan maaf resmi pada Senin pagi hari atas nama pimpinan pucuk koalisi, Jenderal David Petraeus dan Jenderal David Rodriguez atas pembunuhan sembilan warga sipil pada serangan NATO hari Sabtu.

"Saya ingin menyampaikan permintaan maaf tulus atas meninggalnya sembilan warga yang terbunuh dalam insiden di distrik Nawzad, Propinsi Helmand," ujar Toolan.

Tollan menyatakan bahwa serangan udara itu diluncurkan setelah sebuah sergapan pemberontak terhadap patroli koalisi di distrik tersebut membunuh seorang anggota marinir. Lima pemberontak menguasi sebuah bangunan warga dan terus menyerang pasukan koalisi yang akhirnya memanggil bantuan udara untuk menetralkan ancaman," ujar Toolan.

"Sayangnya, bangunan yang sengaja dikuasai pemberontak kemudian diketahui adalah tempat tinggal warga sipil tak berdosa," ujar Toolan. "Penyelidikan penuh tengah dilakukan untuk memastikan detail pasti insiden tersebut. Mengingat kami tahu benar tak ada harga yang pantas untuk nyawa manusia maka kami akan memastikan menebus kehilangan keluarga sesuai dengan budaya dan kepantasan Afghanistan."

Pada Ahad, jurbicara pemerintah gubernur propinsi, Dawood Ahmadi, mengatakan NATO menghantam dua rumah warga sipil mengakibatkan korban tewas dalam jumlah besar, lima gadis, tujuh bocah lelaki dan dua wanita meninggal. Sementara enam korban lain terluka.

Presiden Afghan, Hamid Karzai mengutuk serangan dalam pernyataannya Ahad dan merevisi jumlah korban yang diungkapkan Ahmadi. Menurut Karzi, 10 anak-anak, dua wanita dan dua pria terbunuh dalam insiden.

Karzai menyeru penghentian serangan koalisi yang menghasilkan kematian banyak korban sipil. Ia menyebut operasi macam itu 'tidak manusiawi'.

sumber : Guardian
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement