Kamis 08 Mar 2012 01:03 WIB

Pertahankaan Persatuan, Libya Siap Kerahkan Militer

Mustafa Abdel Jalil
Foto: al Jazeera
Mustafa Abdel Jalil

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Pemimpin Libya, Mustapha Abdel Jalil, Rabu (7/3), mengatakan ia akan mempertahankan persatuan nasional, bahkan bila perlu dengan cara kekuatan militer. Hal itu dilakukan setelah para pemimpin suku dan satu faksi politik mengumumkan otonomi bagi satu wilayah timur.

"Kita tidak bersedia memecah belah Libya," kata Abdel Jalil, seperti diberitakan AFP. Dia mengatakan itu ketika mengimbau para pemimpin di daerah Cyrenaica Timur melakukan dialog dan memperingatkan mereka tidak melibatkan bekas pendukung pemeritah pemimpin Muamar Qaddafi yang terbunuh.

"Mereka harus tahu bahwa ada penyusup dan bekas pendukung pemerintah Qaddafi yang berusaha mengeksplotasi mereka sekarang dan kami siap menghambat mereka, bahwa jika perlu dengan kekuata militer," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi dalam satu konferensi di Misrata untuk menyusun satu konstitusi nasional.

Pertemuan sebelumnya dihadiri sekitar 3.000 pmimpin suku dan politik di kota utara Benghazi, Libya Timur. Hasilnya, diumumkan bahwa Cyrenaica, yang terletak antara Sirte dan perbatasan Mesir, sebagai satu daerah otonomi.

Lybia adalah uni federal dari tahun 1951 sampai 1963 dalam monarki Idris Senussi, yang membagi negara itu dalam negera bagian sem-otonomi - Cyrenaica, Tripolitnia dan Fezzan. Abdel Jalil Selasa menanggapi deklarasi di Benghazi dengan menuduh bahwa beberapa negara Arab mendukung dan membiayai pembangkangan di Libya Timur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement