Sabtu 29 Sep 2012 10:45 WIB

Dua Menlu, Salehi-Lavrov Bertemu Bahas Bilateral & Suriah

Menteri Luar Negri Rusia, Sergei Lavrov (kanan berjas abu-abu) bersama Menteri Luar Negeri Iran, Ali Akbar Salehi
Foto: REUTERS
Menteri Luar Negri Rusia, Sergei Lavrov (kanan berjas abu-abu) bersama Menteri Luar Negeri Iran, Ali Akbar Salehi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK-- Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi dan timpalannya dari Rusia Sergei Lavrov bertemu di New York AS, di luar acara Sidang Tahunan ke-67, Jumat (28/9) larut malam waktu setempat. Keduanya membahas perkembangan paling akhir internasional, termasuk krisis Suriah dan pembicaraan antara Iran dan G5+1.

Salehi dan Lavrov menyampaikan kepuasan mereka mengenai hubungan bilateral kedua negara. Mereka juga menekankan perlunya koordinasi dan kerja sama lebih lanjut dalam perkembangan paling akhir regional dan internasional.

Saat merujuk kepada hubungan bersahabat antara Teheran dan Moskow dan kepuasan mengenai kerja sama bilateral, Menteri Luar Negeri Salehi mengenang sejumlah pandangan yang sama antara kedua negara itu mengenai bermacam masalah regional dan internasional, termasuk Suriah.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Rusia menyatakan negaranya sejak dulu selalu menekankan perlunya dan pentingnya keikut-sertaan Iran dalam proses mencari penyelesaian bagi krisis di Suriah. Lavrov juga menekankan perlunya kerja sama menyeluruh dan kelanjutan konsultasi dengan Republik Islam Iran bagi penyelesaian krisis Suriah.

Kedua menteri tersebut menekankan pengesahan kerangka kerja bagi penyelesaian damai krisis Suriah dan pada saat yang sama menyerukan dukungan bagi misi utusan khusus PBB-Liga Arab untuk Suriah, Lakhdar Brahimi.

Lavrov memuji Iran atas keberhasilan penyelenggaraan pertemuan tingkat tinggi Gerakan Non-Blok (GNB) di Teheran, dan mengundang Salehi untuk mengunjungi Suriah.

Pada Kamis (27/9), Menteri Pertahanan Uni Eropa, yang bertemu di Siprus, mengesampingkan kemungkinan campur tangan militer di Suriah dan menyarankan penyelesaian politik bagi krisis yang dihadapi negara Arab Itu.

Para menteri dari Uni Eropa selatan mengatakan mereka prihatin dengan gelombang baru pendapang dari negara Arab dan Afrika yang tiba di Eropa serta menyerukan aksi terpadu guna menangani keadaan semacam itu.

Para menteri pertahanan Uni Eropa tersebut mengatakan mereka mendukung kehadiran PBB di Suriah dan misi utusan gabungan PBB-Liga Arab Lakhdar Brahimi. Menurut laporan, tak kurang dari 30.000 orang telah tewas selama 18-bulan kerusuhan di Suriah.

sumber : Antara/Oana
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement