Sabtu 10 Nov 2012 02:08 WIB

AS Niat Alihkan Demokrasi ke Asia

  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berbincang dengan para menteri dan perwakilan negara peserta Bali Democracy Forum (BDF) V saat foto bersama di Nusa Dua, Bali, Kamis (8/11).    (Antara/Nyoman Budhiana)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berbincang dengan para menteri dan perwakilan negara peserta Bali Democracy Forum (BDF) V saat foto bersama di Nusa Dua, Bali, Kamis (8/11). (Antara/Nyoman Budhiana)

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Anggota Kongres Amerika Serikat (AS), Jim McDermott, mengatakan fokus demokrasi yang dilakukan negaranya akan dialihkan dari wilayah Eropa ke Asia.

"Itu karena terdapat peluang ekonomi yang besar dan kesempatan kemajuan dengan mengetahui perubahan akan terjadi di Asia karena memiliki populasi dan ekonomi yang besar," kata Jim saat jumpa pers di Forum Demokrasi Bali (BDF) di Nusa Dua, Bali, Jumat (9/11).

Menurut dia, wilayah Asia saat ini memiliki peran penting dalam percaturan politik internasional. Selain itu dia juga menyampaikan dukungannya atas penegakan demokrasi yang terjadi di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara pada beberapa waktu terakhir.

"Kami turut senang atas apa yang terjadi di Timur Tengah seperti Tunisia, Mesir, ataupun Libya, dan kami mendukung sepenuhnya atas apa yang terjadi juga di Suriah dan itu menjadi pendorong penegakan demokrasi lebih luas lagi," kata Jim.

Jim mengaku, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menunjuk dia sebagai pemimpin delegasi AS pada BDF-V di Nusa Dua, Bali, sebagai bentuk promosi demokrasi dari AS yang tidak akan berhenti. "Demokrasi sedang digiatkan di dunia saat ini dan kami akan lakukan apapun untuk mendorong penegakan demokrasi," tambah dia.

Menurut Jim, AS telah beberapa kali membantu mengembangkan kapasitas parlemen di Indonesia seperti dengan membuka Perpustakaan Kongres AS dan Kantor Anggaran AS agar bisa membantu bagaimana menentukan alokasi anggaran. "Kami melihat banyak negara yang semakin demokratis karena ini sesungguhnya adalah dorongan yang sangat manusiawi untuk bisa mengekspresikan diri dan berdemokrasi," kata Jim.

Jim hadir di forum bersama Duta Besar AS, Scot Marciel, dan menyatakan forum yang mengangkat persoalan demokrasi dianggap penting dan relevan untuk dilakukan saat ini. Dalam Forum Demokrasi Bali sebanyak 11 Kepala Negara atau Pemerintahan hadir dan membahas nilai serta prinsip demokrasi di masing-masing negara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement