Sabtu 09 Mar 2013 18:39 WIB

Irlandia Utara Rusuh

Puing-puing yang dibakar memblokir Jalan Newtownards di Belfast Timur, Irlandia Utara, Sabtu (5/1).
Foto: Reuters
Puing-puing yang dibakar memblokir Jalan Newtownards di Belfast Timur, Irlandia Utara, Sabtu (5/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BELFAST -- Irlandia Utara rusuh. Lima polisi cedera dalam sengketa terkait pengibaran bendera Irlandia di dekat daerah berpenduduk sebagian besar pendukung Inggris, Jumat (8/3) malam. 

Juru bicara kepolisian setempat mengatakan, sekitar 100 pemuda melemparkan batu dan botol ke polisi di Newtownabbey di pinggiran utara Belfast. Setidaknya satu mobil dibakar.

Pihak keamanan mengatakan, kerusuhan berawal ketika para pemuda pro-Inggris berusaha menurunkan bendera Irlanda tiga warna di tiang-tiang lampu. Namun, tindakan itu dilarang oleh polisi.

Provinsi yang dikuasai Inggris itu memang kerap rusuh. Yaitu antara warga nasionalis Irlandia yang dominan beragama Katolik dan berusaha bergabung dengan Irlandia. Serta loyalis Protestan, yang ingin tetap menjadi bagian dari Kerajaan Inggris. Namun, adanya perjanjian perdamaian 1998 menghentikan lebih dari tiga dasawarsa saling serang dan bunuh di provinsi tersebut.

Meski pun begitu, Belfast tetap terbagi dua berdasarkan garis agama. Bendera-bendera Inggris dikibarkan di tiang-tiang lampu beberapa daerah Protestan. Sementara di sejumlah jalan yang dihuni warga Katolik dikibarkan bendera-bendera Irlandia.

Kelompok loyalis kerap melakukan kerusuhan hampir setiap malam pada Desember dan Januari. Khususnya setelah pemungutan suara oleh anggota dewan kota nasionalis Irlandia untuk mengakhiri tradisi seabad pengibaran bendera Inggris setiap hari di Balai Kota Belfast. 

Belakangan pun, ada serangkaian siaga bom di Newtownabbey. Satu bom ditemukan dekat satu gereja Katolik Kamis (7/3) malam. Awal pekan ini juga terjadi apa yang disebut polisi "bom mentah tetapi dapat meledak" ditemukan di satu perusahaan lokal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement