Kamis 05 Sep 2013 06:43 WIB

Pemimpin Prancis dan Jerman ke Desa Pembantaian PD II

Presiden Prancis, Francois Hollande
Foto: REUTERS
Presiden Prancis, Francois Hollande

REPUBLIKA.CO.ID, ORADOUR-SUR-GLANE -- Presiden Prancis, Francois Hollande dan sejawat Jermannya, Joachim Gauck, Rabu (4/9), melakukan kunjungan bersejarah ke desa Oradour-sur-Glne, Prancis. Di desa ini, 642 orang dibantai pasukan Nazi dalam Perang Dunia II.

Gauck adalah pemimpin pertama Jerman yang mengunjungi daerah di Prancis tengah bagian barat itu, tempat reruntuhan perang itu masih dipelihara sebagai peringatan atas pembantaian tersebut. Hollande pun memuji kunjungan Gauck sebagai lambang rujuk Prancis-Jerman.

Gauck mengatakan, mendapat undangan mengunjungi lokasi itu dengan satu perasan yang campur aduk antara terima kasih dan kerendahan hati. Reruntuhan yang mereka akan kunjung itu termasuk satu gereja tempat perempuan dan anak-anak dikurung, sebelum gas beracun disemprotkan dan gedung itu dibakar.

Sekitar 205 anak-anak berusia di bawah 15 tahun termasuk di antara para korban kekejaman 10 Juni 1944 yang meninggalkan luka yang mendalam di Prancis.

Setelah perang itu, jenderal Prancis, Charles de Gaulle yang kemudian menjadi presiden, memutuskan desa itu tidak boleh dibangun kembali. Tetapi tetap merupakan satu tempat peringatan kekejaman Nazi. Satu desa baru dibangun dekat lokasi itu.

Pada 1999, presiden Prancis Jacques Chirac menjadikan lokasi itu sebagai museum peringatan yang termasuk barang-barang yang ditemukan dari desa yang kini kini dikenal sebagai "Desa Pahlawan".

Hollande dan Gauck akan berpidato dan mengunjungi taman desa tempat penduduk pernah dikepung pasukan Jerman pura-pura memeriksa kartu identitas mereka. Perempuan dan anak-anak kemudian dikurung dalam gereja itu sementara laki-laki dibawa ke satu lokasi dan ditembak mati.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement