Rabu 09 Oct 2013 08:51 WIB

Cina Serukan Upaya Bertahap Perlucutan Senjata Nuklir

Ledakan akibat uji coba senjata nuklir di Pulau Bikini Atol, Pasifik.
Foto: AP
Ledakan akibat uji coba senjata nuklir di Pulau Bikini Atol, Pasifik.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Duta Besar Cina untuk Urusan Perlucutan Senjata, Wu Hiatao, Selasa (8/10), di Markas PBB, New York, menyeru masyarakat internasional agar meningkatkan perlucutan senjata nuklir dengan cara bertahap.

"Kemajuan telah dicapai dalam proses perlucutan senjata nuklir, tapi peningkatan lebih lanjut dan sasaran akhir terwujudnya dunia yang bebas nuklir tetap menjadi tugas sulit," kata Wu dalam pertemuan Komite Pertama Pertemuan Ke-16 Sidang Majelis Umum PBB, seperti dilansir dari Xinhua, Rabu (9/10).

Komite Pertama Sidang Majelis Umum menangani perlucutan senjata, tantangan global dan ancaman bagi perdamaian yang mempengaruhi masyarakat internasional dan mengupayakan penyelesaian tantangan dalam rejim keamanan internasional. "Masalah penyebaran nuklir masih menonjol," kata We.

Ia menambahkan masyarakat internasional mesti menggabungkan kekuatan untuk lebih meningkatkan proses perlucutan senjata. Dalam melakukan itu, semua negara mesti lebih dulu memajukan perlucutan senjata nuklir dengan cara bertahap dan mengurangi regiko penyebaran secara menyeluruh, kata Wu.

"Semua negara bersenjata nuklir mesti meninggalkan doktrin penangkal nuklir yang dilandasi atas penggunaan lebih dulu senjata nuklir dan membuat komitmen yang tegas mengenai penggunaan senjata nuklir terhadap negara negara atau daerah bebas-senjata-nuklir, merundingkan dan mengakhiri alat internasional yang mengikat secara hukum sehubungan dengan itu segera," kata Duta Besar Cina tersebut.

Menurut dia, semua negara yang memiliki simpanan nuklir terbanyak mesti terus menjadi pelopor dalam melakukan pengurangan senjata nuklir mereka secara mendasar yang drastis. Sementara itu, Wu menyatakan negara lain yang memiliki senjata nuklir juga mesti ikut dalam perundingan banyak pihak mengenai perlucutan senjata nuklir ketika sudah siap.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement