Sabtu 28 Dec 2013 00:25 WIB

Serangan Bom di Afghanistan, Tiga Tentara NATO Tewas

Tentara NATO di Afghanistan
Foto: ap
Tentara NATO di Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Satu serangan bom menyasar mobil iringan tentara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Kabul, Jumat (27/12). Diduga serangan tersebut dilakukan oleh kelompok Taliban. Akibatnya, tiga serdadu tewas dan melukai sedikit-dikitnya empat warga, kata pejabat.

Ledakan di ibu kota Afghanistan itu membuat serpihan mobil penyerang tersebut tersebar di tempat kejadian itu bersama beberapa kendaraan rusak parah lain, termasuk kendaraan NATO, kata saksi. "Tiga anggota Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) tewas akibat serangan kendaraan berisi bom di Kabul, Afghanistan, pada hari ini," kata pernyataan NATO, seperti dilansir Reuters.

ISAF tidak mengumumkan kewarganegaraan korba itu, sejalan dengan kebijakannya menyerahkan pengenalan kepada pemerintah negara asalnya.

Serangan itu terjadi di jalan utama, yang melewati dekat serangkaian gugus pemerintah dan sarana tentara di Kabul menuju kota Jalalabad, Afghanistan timur. "Beberapa kendaraan lapis baja milik pasukan asing rusak," kata Hashmatullah Stanikzai, juru bicara polisi Kabul, kepada AFP. "Empat hingga lima warga luka dan dibawa ke rumahsakit," katanya.

Saksi menyatakan bahwa ambulans warga, petugas pemadam kebakaran dan kendaraan lapis baja ISAF pimpinan Amerika Serikat di Afghanistan bergegas ke tempat itu, yang segera dikelilingi polisi. "Saya berada di toko roti saya ketika mendengar ledakan, yang menggetarkan semua jendela," kata Nehmatullah, yang hanya menggunakan satu nama.

"Saya melihat sedikit-dikitnya dua mayat tergeletak di jalan dan berlumuran darah, kemudian datang dua kendaraan pasukan asing dan tentara mengeluarkan dua mayat orang asing dari SUV hitam rusak," katanya.

ISAF dan pasukan keamanan Afghanistan memindahkan kendaraan rusak itu dengan menggunakan truk dan alat angkut. Di antara yang dirawat di rumah sakit terdekat terdapat pria setengah baya Afghanistan dengan luka di kepala dan tangannya.

Pasukan ISAF bergerak melalui Kabul dalam iringan bergerak cepat dan sangat terlindungi, tapi secara teratur menjadi sasaran Taliban, yang terus melancarkan perlawanan terhadap pemerintah dukungan Amerika Serikat, selama  12 tahun ini.

Pejuang itu bertekad meningkatkan tekanan terhadap pasukan asing dan pemerintah Afghanistan sebelum pemilihan presiden pada April dan penarikan pasukan tempur NATO pimpinan Amerika Serikat pada tahun depan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement