Jumat 07 Feb 2014 16:09 WIB

Ilmuwan Temukan Strain Baru Virus Flu Burung Cina

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Mansyur Faqih
Penindakan dan pencegahan flu burung (ilustrasi)
Foto: Antara
Penindakan dan pencegahan flu burung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ahli meneliti secara serius perkembangan virus flu burung yang baru-baru ini menewaskan seorang perempuan di Cina. Sebelumnya perempuan 73 tahun dari Nanyang tewas setelah mengunjungi pasar unggas. 

Dalam tubuhnya ditemukan virus H10N8. Namun, para ahli belum bisa memastikan apakah betul virus yang ditemukan ini yang menjadi penyebab meninggalnya perempuan tersebut. Meski pun ditegaskan, temuan tersebut tidak bisa dianggap remeh.

Mingbin Liu, peneliti dari pusat pengendalian dan pencegahan penyakit mengatakan, kasus kedua H10N8 di Cina teridentifikasi di propinsi Jianfxi, pada 26 Januari lalu. Kasus ini menjadi perhatian besar karena mengungkapkan virus ini terus beredar dan dapat menyebabkan infeksi yang lebih berbahaya di masa depan.

Apalagi, para ahli sebelumnyatidak pernah menyangka virus H7N9 begitu berbahaya. Nyatanya, seperempat dari orang di Cina yang terkena virus ini akhirnya meninggal dunia. Dalam beberapa bulan terakhir, Cina sedang berupaya mengatasi wabah flu burung yang disebabkan oleh H7N9.

Para ilmuwan yang sedang mempelajari H10N8 mengatakan virus itu telah berkembang dan memungkinkan untuk mereplikasi dalam tumbuh manusia. Ada kehwawatiran virus bisa menyebar dari manusia ke manusia. Meski pun sejauh ini belum ada bukti yang mendukung.

"Kasus ini mengingatkan kita untuk menyadari, infeksi manusia dari firus influenza hewan seperti H7N9 selalu meningkat setiap hari. Sebelumnya, kami tidak berpikir kasus ini begitu berbahaya. Namun, kami juga harus mewaspadai H10N8," ujar Direktur Pusat Kolaborasi WHO untuk influenza John McCauley seperti dikutip BBC.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement