Senin 24 Feb 2014 10:20 WIB

Cina Masih Diselimuti Kabut Polusi Membahayakan

Polusi udara di Cina telah mencapai puncaknya.
Foto: BBC
Polusi udara di Cina telah mencapai puncaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kabut polusi dengan tingkat membahayakan masih menyelimuti sejumlah kota di Cina, termasuk Beijing. Kondisi ini telah terjadi sejak satu pekan silam.

Pantauan Antara di Beijing, kabut polusi terjadi sepanjang hari sejak sepekan silam, hingga memaksa warga menggunakan masker pelindung saat melakukan aktivitas di luar ruangan.

Pusat Meteorologi Nasional Cina menyatakan, kabut polusi juga terjadi di Tianjin dan beberapa kota di Provinsi hebei, henan, Shandong, Shanxi dan Shaanxi. Pihak Pusat Meteorologi Nasional Cina memperkirakan kabut polusi dengan tingkat membahayakan akan terjadi hingga Kamis mendatang.

Terkait itu, Pemerintah mengimbau kepada masyarakat untuk membatasi diri melakukan kegiatan yang kurang mendesak di luar rumah.

Kementerian Perlindungan Lingkungan telah mengerahkan 12 tim inspeksi ke beberapa provinsi guna memastikan pemerintah provinsi setempat dalam melakukan penanganan terhadap kabut polusi tersebut.

Ke-12 tim tersebut akan memeriksa kesigapan pemerintah daerah setempat dalam pelaksanaan rencana aksi Pencegahan dan Pengawasan Polusi Udara yang mulai diterapkan China pada September 2013.

"Termasuk pengawasan terhadap industri yang melanggar ketentuan pembatasan jam operasional untuk membatasi tingkat polusi udara. Pelanggaran terhadap pembatasan jam operasional akan dipublikasikan secara umum, sebagai bentuk hukuman sosial," demikian sumber di kementerian.

Khusus di Beijing, 111 perusahaan terpaksa menunda atau menghentikan operasionalnya.

Sebelumnya pemerintah Cina telah berjanji mengurangi konsumsi batu bara di wilayah Timur Cina, serta memangkas ketergantungan terhadap bahan bakar minyak secara nasional, seiring dengan kecaman masyarakat terhadap tingginya tingkat polusi.

Pemerintah berjanji akan menghentikan ijin baru bagi pembangkit listrik tenaga batu bara di pusat-pusat industri di wilayah utara seperti Beijing dan Tianjin, serta di sebelah timur-selatan China yakni di Delta Sungai Yangtze dan Mutiara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement