Rabu 23 Apr 2014 19:10 WIB

Seorang Anggota Parlemen Tantang Assad di Piplres

Presiden Bashar Assad
Foto: AP
Presiden Bashar Assad

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Seorang anggota parlemen berhaluan komunis mendaftarkan dirinya sebagai penantang pertama bagi presiden Suriah dalam pemilu mendatang menghadapi petahana Bashar al-Assad, kata ketua parlemen, Rabu.

"Kami telah menerima informasi dari pengadilan konstitusi bahwa anggota parlemen Maher Abdel Hafiz Hajjar telah mendaftarkan pencalonannya bagi jabatan presiden Rebublik Arab Suriah," kata televisi pemerintah mengutip pernyataan Mohammad Lahham.

Pencalonan Hajjar diumumkan dua hari setelah Lahham mengatakan Suriah akan menyelenggarakan pemilihan presiden pada 3 Juni.

Hajjar lahir di Aleppo tahun 1968 telah menjadi anggota Partai Komunis Suriah sejak tahun 1984, kata televisi itu.

Ia "ikut serta dalam gerakan rakyat yang damai pada awal krisis itu," tambahnya, mengacu pada demonstrasi yang diilhami Arab Spring," menentang Bashar, yang meletus Maret 2011.

Protes-protes itu meningkat menjadi pemberontakan bersenjata untuk menghadapi tindakan keras yang mematikan oleh para pendukung Bashar,kemudian meningkat menjadi perang saudara.

Bashar, yang menjadi presiden setelah ayahnya Hafez al-Assad wafat tahun 2000, masa jabatannya sekarang akan berakhir 17 Juli, diperkirakan akan ikut mencalonkan diri dan akan menang untuk masa jabatan tujuh tahun kendatipun negara itu dilanda konflik.

Itu akan merupakan pemilihan pertama yang diselenggarakan pemerintah itu --yang sebelumnya satu referendum diselenggarakan mengenai satu kandidat tunggal tetapi sistem itu diubah melalui satu amendemen kontitusi.

Peraturan-peraturan pemilu mengharuskan para kandidat tinggal di Suriah selama satu dasa warsa belakangan ini, yang secara efektif mencegah para tokoh penting oposisi yang tinggal di pengasingan ikut mencalonkan diri.

Kelompok oposisi Suriah mengecam pemilu yang direncanakan itu sebagai satu "sandiwara," sementara PBB dan Liga Arab mengatakan itu akan menimbulkan satu hambatan besar dalam usaha-usaha bagi satu perdamaian yang dirundingkan.

Konflik itu menewaskan lebih dari 150.000 orang dan hampir separuh dari penduduk Suriah terlantar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement