Jumat 16 May 2014 01:23 WIB

Rogozin Ejek Amerika: Kirim Astronot Gunakan Trompolin Saja

Rep: C64/ Red: Julkifli Marbun
Astronot Jepang Koichi Wakata (tengah), kosmonot Rusia Mikhail Tyurin (membawa obor) dan Astronot AS Rick Mastracchio (atas, tidak terlihat) membawa obor Olimpiade dengan roket Soyuz-FG dari kosmodrome Baikonur, Kazakhstan, menuju ISS (7/11).
Foto: AP
Astronot Jepang Koichi Wakata (tengah), kosmonot Rusia Mikhail Tyurin (membawa obor) dan Astronot AS Rick Mastracchio (atas, tidak terlihat) membawa obor Olimpiade dengan roket Soyuz-FG dari kosmodrome Baikonur, Kazakhstan, menuju ISS (7/11).

REPUBLIKA.CO.ID, RUSIA –- Rusia akan memutuskan kerja sama dengan Amerika Serikat terkait armada ruang angkasa yang digunakan menuju stasiun ruang angkasa setelah tahun 2020. Keputusan itu dikatakan oleh Wakil perdana Menteri Dmitry Rogozin kemarin, Selasa (13/5) sebagai sanksi untuk Amerika yang telah ikut campur dalam masalah anexasi Krimea, seperti yang dilansir The Verge.

Seperti yang dilansir MSN Rabu (14/5),  Rogozin mengatakan, Rusia tidak akan melanjutkan kerja sama lagi dengan Amerika pada International Space Station (ISS) pada tahun 2020.

Ia menambah, Rusia bisa lebih unggul dari Amerika dan Rusia juga melarang Amerika untuk membeli mesin roket Rusia yang akan digunakan untuk meluncurkan satelit militer.

Pada 2011 pesawat ulang alik Amerika telah dihentikan dan satu-satunya cara untuk menuju ruang angkasa yaitu dengan menggunakan kapsul Soyuz milik Rusia. Setiap keberangkatan satu astronot Amerika menuju ruang angkasa, Amerika diharuskan untuk membayar 60 juta dolar Amerika per satu orang astronot. Kerja sama tersebut direncanakan berjalan sampai pada 2024.

Disela pernyataannya, Rogozin mengatakan dengan nada meledek bahwa Amerika harus menggunakan trampolin untuk mengirim astronotnya ke ruang angkasa.

Langkah tersebut diambil Rusia, setelah NASA mengumumkan akan memutuskan kontak dengan Rusia karena krisis Ukraina yang disebabkan Rusia. NASA juga mengungkapkan bahwa, hal itu terkecuali untuk komunikasi dari ruang angkasa.

Seorang kritikus mengungkapkan bahwa langkah yang diambil NASA merupakan taktik untuk bisa mendapatkan dana yang lebih besar lagi dari AS. Sedangkan, pernyataan yang disampaikan oleh pihak Rusia merupakan hal yang termotivasi dari jatuhnya Ukraina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement