Sabtu 30 Aug 2014 03:15 WIB

Ukraina Butuh Bantuan Militer, Tapi Bukan NATO

Tentara NATO yang terluka ditandu untuk mendapat perawatan medis
Foto: courtesy of worldproutassembly.org
Tentara NATO yang terluka ditandu untuk mendapat perawatan medis

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS-- Ukraina membutuhkan bantuan militer dari NATO tetapi tidak mengharapkan aliansi itu mengirim pasukan untuk melawan separatis pro-Rusia, kata duta besar Ukraina untuk persekutuan itu Jumat.

"Apa yang kita butuhkan adalah bantuan lebih lanjut, termasuk militer. Jelas bahwa NATO tidak dapat mendukung Ukraina dengan pasukan dan kita tidak mengharapkan negara-negara anggota untuk melakukan itu terjadi," kata Ihor Dolhov, kepala delegasi Ukraina di NATO.

"Kami tidak mempertimbangkan pilihan seperti itu untuk sementara waktu. Kita dapat melindungi diri kita sendiri, tetapi kita perlu bantuan untuk menghentikan agresi untuk menyerukan Presiden (Vladimir) Putin untuk perdamaian," kata Dolhov menyusul pertemuan darurat NATO mengenai krisis di Ukraina timur.

Sampai saat ini, negara-negara anggota NATO "sayangnya" belum memberikan senjata kepada Ukraina, katanya. Dolhov mengatakan, dia berharap dicapai "hasil yang praktis" dari pertemuan puncak NATO, yang mengambil tempat di Wales pada 4 dan 5 September.

"Kami tidak hanya perlu bantuan konsultasi, tetapi juga sesuatu yang konkret seperti, misalnya, perangkat lunak untuk logistik."

Duta besar NATO mengadakan pertemuan krisis pada Jumat setelah aliansi mengatakan, Rusia memiliki setidaknya 1.000 tentara untuk mendukung pemberontak kontra-serangan kilat terhadap pasukan pemerintah Ukraina.

Dalam satu langkah tertentu yang membuat marah mantan master Kiev di Moskow, kepala NATO Anders Fogh Rasmussen Rasmussen mengatakan, aliansi militer tidak menutup pintu mungkin keanggotaan Ukraina setelah pemerintah mengatakan ingin bergabung.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement