Selasa 16 Sep 2014 03:10 WIB

Konflik Regional di Timur Tengah Bisa Picu Perang Dunia

Rep: Elba Damhuri/ Red: Esthi Maharani
Milisi ISIS di Irak.
Foto: www.lobelog.com
Milisi ISIS di Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mengingatkan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya untuk berhati-hati dalam mengambil tindakan di Timur Tengah. Mantan penasihat politik Pemerintah Rusia, Alexander Nekrassov, mengatakan konflik regional yang terjadi di Timur Tengah bisa memicu pecahnya perang dunia baru.

Satu sumber di Moskow, kata Alexander, menyebutkan bahwa Kremlin sangat serius mencermati eskalasi politik di Timur Tengah. Moskow khawatir kondisi ini akan memunculkan konflik lebih besar lagi berupa perang dunia yang akan memakan korban lebih banyak.

Konflik regional yang dimaksud meliputi pemberontakan di Suriah dan ketidakstabilan di Irak. "Rusia sudah mengingatkan AS untuk tidak mempersenjatai oposisi, namun tetap diberikan senjata," kata Alexander mengutip kekhawatiran petinggi militer Rusia seperti dikutip Aljazeera, Selasa (16/9).

Apa yang disebut kaum oposisi moderat oleh AS, kata Alexander, bisa saja berubah menjadi radikal seperti yang sudah ditunjukkan ISIS. Penyebaran ISIS ini ke tanah Eropa dan AS jelas memberikan ancaman baru atas konflik yang bersifat lebih luas.

Rusia menyalahkan AS atas kemunculan dan menguatnya ISIS. Jika AS tidak melakukan aksi-aksi yang menyusahkan rakyat Irak dan Suriah, ISIS tidak akan muncul. Apalagi, AS meninggalkan Irak seperti negeri tak bertuan yang dipenuhi konflik berdarah setiap hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement