Kamis 18 Sep 2014 23:04 WIB

Voting Kemerdekaan Skotlandia Dimulai

Rep: Elba Damhuri/ Red: Indah Wulandari
  Petugas mendistribusikan kotak suara referendum kemerdekaan ke sejumlah tempat pemungutan suara di Edinburgh, Skotlandia, Rabu (17/9).   (AP/Matt Dunham)
Petugas mendistribusikan kotak suara referendum kemerdekaan ke sejumlah tempat pemungutan suara di Edinburgh, Skotlandia, Rabu (17/9). (AP/Matt Dunham)

REPUBLIKA.CO.ID,GLASGOW--Para pemilih di Skotlandia mulai memilih apakah negeri ini merdeka dari Inggris atau tetap bersama, Kamis (18/9). Para pemilih akan menjawab "ya" atau "tidak" atas pertanyaan referendum: "Haruskah Skotlandia menjadi sebuah negara merdeka?"

BBC melaporkan 4,285 juta warga Skotlandia atau 97 persen yang tercatat ikut pemilu akan menentukan masa depan negeri itu. Panitia menyediakan 2.608 tempat pemilihan di seluruh negeri mulai dari Edinburgh hingga Aberdeen.

Hasil penuh voting referendum ini baru bisa diperoleh pada Jumat pagi. Namun demikian, beberapa saat setelah voting, lembaga survei sudah akan merilis hasil perhitungan cepat mereka.

Pada polling terakhir, pendukung tetap bersama dengan Inggris unggul lagi atas pro kemerdekaan. Inggris dan pendukung tetap bersama sempat ketar-ketir setelah polling jelang referendum kelompok "ya" unggul tipis.

Ratu Elizabeth meminta rakyat Skotlandia berhati-hati dalam menentukan pilihan masa depannya ini. PM David Cameroon juga mengajak warga Skotlandia untuk menjaga integritas Inggris Raya bersama Skotlandia yang sudah terjalin sejak berabad-abad.

Skotlandia bergabung dengan Inggris Raya pada Mei 1707 berdasarkan Traktat Persatuan. Sebelumnya, Skotlandia bersama Prancis ikut memerangi Inggris.

Menteri Utama Skotlandia Alex Salmond menjadi tokoh utama gerakan "yes" kemerdekaan Skotlandia. Sementara, mantan petinggi otoritas keuangan Inggris, Alistair Darling, yang juga orang Skotlandia, menjadi tokoh utama mengajak rakyat Skotlandia tetap bersama Inggris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement