Selasa 28 Oct 2014 17:13 WIB

Rusia Janji Akui Pilpres Pemberontak di Ukraina Timur

Sergei Lavrov
Foto: Reuters/Maxim Zmeyev
Sergei Lavrov

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia berencana akan mengakui pemilihan-pemilihan yang diselenggarakan pemberontak di Ukraina timur tahun depan, tindakan melawan pemerintah di Kiev, kata Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dalam satu wawancara Selasa (28/10).

"Kami mengharapkan pemilihan itu akan dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan, dan kami tentu akan mengakui hasil-hasilnya," kata Lavrov kepada surat kabar Izvestia menjelang pemungutan suara Ahad diselenggarakan oleh dua daerah separatis pro-Rusia untuk memilih para pemimpin dan anggota parlemen.

"Kami mengharapkan pemilihan itu diselenggarakan secara bebas dab akan tetap diselenggarakan tanpa hambatan," kata Lavrov mengenai pemungutan suara serentak di republik-republik rakyat yang memiliki pemerintah sendiri Donetsk dan Lugansk.

Lavrov mengatakan pemilihan-pemilihan itu -- yang ditentang oleh Kiev, akan merupakan satu hal penting dari sudut pandang legitimasi kekuasaan" pemimpin pemberontak atas daerah-daerah itu.

Menlu Rusia itu juga mengatakan Rusia mungkin akan mengakui pemilihan para anggota parlemen yang diselenggarakan oleh Ukraine Ahad, kendatipun pihaknya akan menunggu keputusan para pemantau OSCE.

"Saya kira Rusia akan mengakui hasil-hasil pemilu itu," kata Lavrov.

"Sangat penting bagi kami bahwa para pejabatpenting akhirnya tampil di Ukraina adalah mereka yang tidak terlibat dalam perang atau menyeret negara itu pro-Barat, tetapi kini ke Timur, tetapi dalam masalah-masalah riil yang pemerintah hadapi, sementara memikirkan bagaimana untuk menyatukan negara itu."

Lavrov mengatakan aksi kekerasan yang terus berlangsung bahwa "ada pelanggaran-pelanggaran kedua pihak" sebagian besar akibat fakta bahwa kedua pihak tidak dapat menyepakati satu garis demarkasi dari mana mereka harus menarik senjata-senjata berat sesuai dengan perjanjian Minsk yang ditandatangani bulan lalu antara Kiev, Moskow dan kelompok separatis.

"Garis demarkasi itu itu sendiri masih belum disepakati," kata Lavrov.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement