Kamis 30 Oct 2014 18:31 WIB

Ebola di Liberia Melambat

Ebola
Foto: AP
Ebola

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Tiga bulan setelah mengumumkan wabah ebola di Afrika Barat sebagai darurat global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan infeksi baru ebola di Liberia menurun.

Namun, WHO mengingatkanbantuan internasional masih diperlukan untuk memerangi ebola. Otoritas kesehatan Liberia melaporkan penurunan jumlah infeksi baru.

Asisten Direktur Jenderal WHO Bruce Aylward mengatakan pusat perawatan di ibukota Monrovia yang sempat menolak pasien kini memiliki tempat tidur yang kosong. Jumlah pemakaman korban ebola juga menurun.

"Apa kami percaya diri tanggapan yang ada kini mulai bisa mengatasi virus? Ya, kami melihat jumlah kasus baru melambat," ujar Aylward yang bertanggung jawab atas respon operasional terhadap epidemi, dikutip dari New York Times, rabu (29/10).

Dia menambahkan sedikitnya 13.703 orang terinfeksi ebola, kecuali 27 orang, semua korban berasal dari Liberia, Guinea dan Sierra Leone. Sekitar 5.000 orang tewas karena ebola. Penyakit ini memiliki 70 persen tingkat kematian.

Kasus di Liberia meningkat dari 4.655 menjadi 6.535. Namun, kematian dilaporkan turun dari 2.705 menjadi 2.413. Kematian di Guinea meningkat dari 926 menjadi 997. Di Sierra Leone jumlah korban tewas dari 1.281 menjadi 1.500.

Palang Merah Liberia mengatakan pekan lalu menguburkan 117 jenazah. Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan pada September dengan 315 jenazah.

Meski terdapat data positif, Aylward tetap waspada. Dia mengaku khawatir tingkat infeksi bisa naik kembali dan wilayah yang dikira telah bersih bisa terinfeksi kembali.

"Saya takut informasi ini disalahartikan dan orang-orang mulai berpikir ebola telah berhasil dikendalikan. Ini seperti mengatakan macan peliharaan anda telah dijinakkan. Ini adalah penyakit yang sangat sangat berbahaya," kata dia.

Sedikit kesalahan saat memakamkan korban bisa memulai rantai penularan baru dan penyakit meningkat lagi. Menurunnya jumlah infeksi baru di Liberia, sebagian merupakan hasil dari upaya agresif melakukan pemakaman yang aman. Ebola pada korban tewas sangat menular.

Aylward juga mengatakan kampanye edukasi bagi masyarakat secara intensif dari pemerintah untuk meminimalkan kontak dengan korban dan peningkatan kapasitas pusat perawatan untuk mengisolasi korban telah membantu menurunkan infeksi baru.

Sebanyak 15 pusat perawatan ebola beroperasi di tiga negara epidemi ebola. Sekitar 22 lagi diperkirakan akan mulai berfungsi pada akhir November.

Dilansir BBC, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyambut baik kemajuan di Liberia. "Ini masih merupakan epidemi yang signifikan. Perjuangan kita masih panjang," kata dia.

Presiden kulit hitam pertama AS itu menambahkan ebola harus diatasi di sumbernya di Afrika Barat. Selama ebola belum bisa diatasi, kemungkinan akan ada kasus infeksi ebola individual di AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement