Rabu 12 Nov 2014 11:33 WIB

Kuburan Massal Bayi Zaman Es Ditemukan

Arkeolog sedang menggali situs yang diduga merupakan makam massal bayi dan janin di Alaska. Diduga makam ini sudah ada sejak 11 ribu tahun lalu.
Foto: Reuters
Arkeolog sedang menggali situs yang diduga merupakan makam massal bayi dan janin di Alaska. Diduga makam ini sudah ada sejak 11 ribu tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, ALASKA -- Para arkeolog yang bekerja di daerah terpencil di pedalaman Alaska telah menemukan situs kuburan massal bayi dan janin muda dari zaman es, yang diyakini sebagai jasad termuda yang ditemukan di Amerika pada masa kuno itu.

Makam tersebut yang ditemukan dari penggalian merupakan bayi-bayi dari zaman es yang diperkirakan berasal dari 11.500 tahun lalu, sehingga memberi pencerahan baru mengenai cara penguburan orang-orang kuno yang bermukim di hulu Sungai Matahari. Kerangka utuh dalam jumlah besar ditemukan dalam makam dengan terowongan berbentuk melingkar disertai sejumlah "jimat-jimat" seperti tanduk dan dua proyektil batu yang semuanya dihias dengan warna merah oker.

Temuan dilakukan oleh para peneliti yang dipimpin Ben Potter, seorang arkeolog dari Universitas Alaska, tahun lalu. Dalam makalah yang disiarkan Senin (10/11) melalui laporan Jurnal Ilmiah National, tim peneliti mempelajari kerangka dan gigi dari satu bayi yang meninggal sesaat setelah dilahirkan, sedangkan jasad lain yang diperiksa adalah janin yang telah cukup umur.

Situs itu merupakan temuan situs termuda dari masa Plesitosen yang pernah ditemukan di AS dan satu-satunya tempat pemakaman pra-kelahiran dari masa tersebut. Dari sepasang jasad yang ditemukan, diyakini sebagai perempuan, terukubur sedalam 40 cm, tertimbun jasad yang dikremasi dari seorang anak berumur 3 tahun yang telah ditemukan lebih dulu oleh tim di situs itu pada 2010.

"Dua bayi dikubur dengan disertai barang-barangg dan satu bayi yang dikremasi, mewakili pengenalan mengenai jasad manusia di sub-artik Amerika Utara, dan memberi bukti bahwa masyarakat setempat pada masa itu sudah memiliki kebiasaan penguburan dengan penghormatan," tulis para ilmuwan.

Tim yang meliputi pula Joel Irish dari Universitas John Moores, Liverpool, menyatakan bahwa situs itu memiliki kesamaan dengan cara pemakaman di daerah lain pada zamannya, termasuk dikelilingi terowongan melingkar, benda-benda jimat dan warna merah oker.

Para arkeolog meyakini bahwa proyektil batu yang dilekatkan di atas tanduk merupakan senjata dan memperlihatkan bahwa unsur perburuan sangat penting dalam upacara penguburan. Mereka yang mencatat bahwa ikan dan mainan kecil memenuhi situs tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement