Kamis 25 Dec 2014 19:47 WIB

Refleksi 10 Tahun Bencana Tsunami Menlu AS

Rep: Budi Rahardjo/ Red: Indah Wulandari
Menlu AS, John Kerry mewakili pemerintahan AS menghadiri pelantikan Jokowi sebagai presiden
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Menlu AS, John Kerry mewakili pemerintahan AS menghadiri pelantikan Jokowi sebagai presiden

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry merilis pernyataan resmi jelang peringatan bencana tsunami yang melanda sebagian besar kawasan dunia pada 26 Desember, satu dasawarsa silam.

Berikut kutipannya:

Saya tidak akan pernah lupa ketika saya mendengar berita tentang tsunami yang melanda Samudra Hindia 10 tahun yang lalu. Foto dan rekaman video yang saya lihat sangat memilukan: seluruh isi kota, mulai dari kota-kota di Indonesia hingga Somalia, luluh lantak; ombak deras menyapu bersih rumah penduduk; ratusan ribu nyawa hilang dan ada lebih banyak lagi yang terpisah dari keluarga mereka.

Hari ini, kita mengheningkan cipta untuk mengenang mereka yang telah pergi selamanya - mulai dari petani dan nelayan, hingga wisatawan dari kampung halaman kita. Saya paham bahwa tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan kehilangan yang sangat menyakitkan tersebut.

Tidak ada cara untuk menghapus rasa pilu orangtua yang kehilangan anaknya, atau anak yang kehilangan orangtua mereka sehingga mereka harus mengemban tanggung jawab orang dewasa pada usia belia.

Kita menghargai jutaan orang yang telah memberikan kontribusi terhadap upaya pemulihan. Kita juga menghormati mereka yang masih terus bekerja untuk membantu para korban bangkit kembali dan membangun kembali komunitas mereka. Tsunami Samudra Hindia 2004 adalah salah satu tsunami terganas yang pernah kita saksikan, tapi tsunami itu justru mendorong kita untuk menunjukkan sisi terbaik kita.

Tsunami itu juga merupakan peringatan bagi kita. Seperti yang kita ketahui, ada banyak wilayah yang memang selalu dilanda banjir dan mengalami kenaikan permukaan laut.

Selama beberapa tahun belakangan ini, para ilmuwan selalu mengingatkan bahwa perubahan iklim dapat mengakibatkan badai yang lebih sering dan lebih merusak, kecuali bila kita mencegahnya dan mengubah kebijakan kita. Tahun lalu saya berkunjung ke Filipina dan menyaksikan kerusakan yang diakibatkan Topan Haiyan/Yolanda.

Tidak masuk akal apabila topan semacam itu - atau bahkan lebih buruk - akan terjadi dan terjadi lagi. Waktu untuk bertindak terhadap perubahan iklim adalah sekarang - sebelum terlambat untuk merespons peringatan.

Pada hari refleksi ini, kita berduka bersama sahabat-sahabat di Asia dan Afrika, yang terkena dampak bencana yang dahsyat ini. Kita berkomitmen untuk terus bekerja membantu kawasan membangun komunitas yang lebih aman dan tangguh.

Kita juga berjanji untuk berupaya sebaik mungkin untuk mewariskan planet yang lebih aman dan berkelanjutan kepada anak dan cuci kita. Generasi-generasi di masa depan mengandalkan kita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement