Ahad 08 Feb 2015 17:05 WIB

Kekhawatiran Pangeran Charles pada Generasi Muda

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham
Pangeran Charles
Foto: Reuters/Mark Blinch
Pangeran Charles

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Maraknya generasi muda yang menjadi radikal karena terinspirasi oleh kelompok-kelompok di timur tengah menjadi kekhawatiran besar bagi Pangeran Wales, Charles Philip Arthur George. Menurutnya, hal tersebut seharusnya menjadi peringatan besar.

''Beberapa anak muda menjadi radikal karena mencari petualangan dan kegembiraan semu, dalam usia-usia tertentu,'' kata dia pada BBC. Menurutnya, peringatan besar datang karena tindakan radikal sangat melanggar nilai-nilai yang selama ini dianut masyarakat London.

Ratusan orang dari Inggris telah bergabung dengan kelompok militan di Suriah. Ia mengatakan pengaruh besar muncul dari hal-hal gila di internet. 

Dalam sebuah wawacara dengan Radio 2, Prince Charles mengatakan ia berharap bisa membangun jembatan bagi perbedaan keyakinan. Ia kemudian membicarakan program amalnya, Prince's Trust dalam melawan radikalisme.

Menurut dia, selama bertahun-tahun Prince's Trust berusaha mencari alternatif untuk kaum remaja dan dewasa sehingga dapat mengarahkan antusiasme, energi, dan segala keinginan mereka. ''Anda harus mengarahkan mereka ke jalur konstruktif,'' kata dia. 

Dalam siaran The Sunday Hour itu, ia juga mengaku sangat prihatin dengan gereja-gereja Kristiani yang ada di timur tengah. Ia mengatakan, selalu memikirkan bagaimana komunitas-komunitas yang berbeda kepercayaan bisa berdampingan satu sama lain.

''Saya pikir rahasianya adalah bahwa kita harus bekerja lebih keras untuk membangun jembatan dan ingat bahwa Tuhan mengajarkan kita untuk mencintai sesama,'' kata dia. Charles mengatakan, apa pun harus dilakukan untuk menunjukan keadilan dan kebaikan pada semua orang.

Menurutnya, ketika ia menjadi raja, ia masih mungkin disumpah sebagai pembela umat Kristiani. Namun, ada spekulasi beredar bahwa ia lebih memilih untuk menjadi pembela semua agama. ''Saya percaya bagian terpenting dari peran ini adalah menjadi pelindung agama dan membela setiap agama di Inggris yang multikultur ini,'' kata dia.

Kini ia sedang berada di Yordania untuk kunjungan enam hari. Pada Sabtu malam, dia tiba di ibukota, Amman. Dalam kunjungan pertamanya ke timur tengah, ia akan mengadakan pembicaraan dengan Raja Abdullah II. Ia juga akan bertemu dengan pengungsi Kristiani di Irak. 

Program Radio 2 juga meliput kunjungannya ke Armenia, Gereja Katolik Roma Kasdim dan Ortodox Suriah di Inggris. Di sana, banyak anggota yang berasal dari Irak dan Suriah. Mereka pindah ke Inggris untuk menyelamatkan diri.

Pangeran Charles mengatakan ia sangat khawatir hanya akan ada sedikit umat Kristiani yang tertinggal di timur tengah karena kekisruhan terorisme. ''Kekhawatiran yang sama karena masalah di timur tengah tidak juga hilang,'' kata pangeran 66 tahun itu. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement