Selasa 05 May 2015 07:50 WIB

Majalah Ini Dicetak dengan Tinta Darah Positif HIV

Rep: c14/ Red: Angga Indrawan
Positif mengidap HIV (ilustrasi)
Positif mengidap HIV (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Sebuah majalah pria dicetak dengan menggunakan tinta yang sebelumnya telah dicampurkan dengan darah. Bukan darah biasa, melainkan darah yang telah positif mengandung virus HIV. Demikian dilansir Sydney Morning Herald, Selasa (5/3).

Darah bermuatan virus tersebut didonasikan oleh tiga orang penderita AIDS untuk mencetak tiga ribu copy majalah Vangardist yang akan beredar pada bulan ini. Adapun pihak redaktur majalah tersebut sudah menegaskan, majalah dengan tinta darah HIV itu tak akan berbahaya dan menularkan penyakit. Ini pun ditegaskan lagi oleh riset dari Harvard dan Innsbruck University.

"Bagi sebagian orang, virus HIV bukanlah hal yang baru, dengan bentuk perhatian paling-paling hanya satu atau dua hari. Setelah itu, dunia akan kembali berpaling ke isu lain," kata pedonor darah itu, seperti dilansir Sydney Morning Herald, Selasa (5/5).

CEO Vangardist Julian Wiehl mengatakan, pihaknya sebagai penerbit majalah gaya hidup merasa berkewajiban untuk mengabarkan isu yang berguna bagi publik.

Julian menuturkan, ada 80 persen kasus yang terkonfirmasi positif HIV AIDS pada 2013. Dan, ada sekira 50 persen kasus HIV yang telat dideteksi. Maka dari itu, menurut dia, perlu peran media untuk menyebarkan dan menggugah kesadaran, bahwa AIDS adalah penyakit, bukan stigma.

"Dengan proyek unik ini, kita hendak membangun kesadaran publik dengan menampilkan setiap huruf (dari majalah tersebut) yag tercetak dengan darah," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement