Kamis 10 Sep 2015 20:36 WIB

Penuhi Jatah, Irlandia akan Tampung 2.900 Pengungsi

Salah seorang pengungsi asal Suriah di ibukota Hongaria, Budapest membawa plakat bertuliskan
Foto: abc
Salah seorang pengungsi asal Suriah di ibukota Hongaria, Budapest membawa plakat bertuliskan "SOS, tolonglah kami'.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Irlandia sepakat mengambil bagian dalam penjatahan pengungsi seperti yang diusulkan Komisi Eropa dan akan menampung 2.900 pengungsi tambahan.

Menteri Kehakiman Frances Fitzgerald, Kamis (10/9), dalam pernyataan setelah sidang darurat kabinet mengatakan Irlandia akan menerima hingga 2.900 pengungsi dalam program UE, sebagai tambahan komitmen Irlandia sebelumnya untuk menampung 600 orang.

Sebanyak 520 orang lain saat ini sudah dimukimkan di bawah program terpisah.

"Irlandia selalu menjalankan kewajiban kemanusiaan antarbangsa dan kami bertekad memainkan peran dalam mengatasi banjir pendatang, yang dihadapi Eropa. Jumlah itu akan diperkuat lebih jauh dengan pertemuan keluarga," kata Fitzgerald.

Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker pada Rabu mengungkapkan rencana kuota mengikat yang akan membagi rata 160 ribu pengungsi ke seluruh UE. Berdasarkan atas kesepakatan UE, Inggris dan Irlandia bisa memilih untuk berperan serta dalam rencana itu. Sementara Denmark mempunyai klausul untuk tidak terlibat sama sekali.

Inggris tidak menerima jatah UE tersebut namun sepakat menampung hingga 20 ribu pengungsi Suriah langsung dari kamp-kamp PBB dalam lima tahun mendatang. Dalam pidatonya, Juncker mengingatkan aakan gelombang perpindahan dari negara Eropa selama masa-masa perang dan penyiksaan.

Irlandia memiliki sejarah panjang emigrasi yang berawal dari peristiwa kelaparan luar biasa di abad ke-19.

"Ada satu sebab jumlah warga bernama O'Neill dan Murphy di AS jauh melampaui mereka yang tinggal di Irlandia," kata Juncker.

Fitzgerald mengatakan biaya yang diperlukan untuk setiap seribu pengungsi diperkirakan mencapai 12 juta euro (lebih dari 13,4 triliun rupiah) per tahun. Jaringan "pusat-pusat orientasi dan kedaruratan" akan dibentuk untuk memproses kedatangan pengungsi baru, katanya.

Ia juga bertekad mempercepat pengambilan keputusan terkait status pengungsi dan mengatakan pendatang baru tidak akan dimasukkan dalam sistem pengungsi yang ada, yang saat ini mendapat kritikan tajam.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement