Sabtu 26 Dec 2015 19:45 WIB

Rusia Incar Cadangan Migas Kutub Utara

Red: Nur Aini
Kutub Utara
Kutub Utara

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mengirimkan tentara dan senjata ke Antartika untuk memperkuat posisinya dalam perebutan wilayah di Kutub Utara. Wilayah tersebut diperkirakan memiliki cadangan minyak dan gas bumi yang relatif besar.

Presiden Rusia Vladimir Putin menempatkan misil anti-pesawat ke wilayah tersebut yang diperkirakan menyimpan cadangan minyak dan gas di dasar laut. Saat ini wilayah tersebut masih menjadi sengketa antara Rusia, Norwegia, Denmark, dan Kanada.

Menteri Pertahanan Rusia juga mengumumkan bahwa misil pertahanan udara canggih S-400 akan dibangun di kepulauan Novaya Zamlya dan pelabuhan Kutub Utara, Tiksi pada bulan ini. Lima pangkalan militer lainnya berada di Pula Kotelny di kepulauan New Siberian, Pula Sredny, Rogachevo di Novaya Zemlya, Pulau Wrangel, dan Cape Schmidt di Semenanjung Chukotka. Pasukan Rusia tersebut juga termasuk kapal perang, kapal bertenaga nuklir, dua unit pasukan mekanik, dan mobil salju.

Seperti dilaporkan dailymail, pengamat memperingatkan bahwa hal itu mengindikasikan Rusia mempertimbangkan untuk menggunakan militer dalam perebutan mendapatkan sumber daya alam. Akan tetapi, Rusia bukan satu-satunya negara yang meningkatkan militer di Kutub Utara. Kapal Inggris dan Amerika baru-baru ini ditempatkan di wilayah perairan Kutub Utara. Kanada juga telah meningkatkan kehadiran militernya.

Dasar laut Kutub Utara dinilai sangat vital bagi negara-negara tersebut karena diperkirakan terdapat 90 triliun barel minyak. Selain itu, wilayah tersebut diperkirakan menyimpan 30 persen cadangan gas bumi yang belum ditemukan. PBB akan meninjau kembali klaim Rusia terhadap wilayah di Kutub Utara pada Februari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement