Jumat 22 Jan 2016 06:47 WIB

Rakyat Afghanistan Kesulitan Memperoleh Paspor

Seorang Tentara Nasional Afghanistan memeriksa seorang warga di sebuah pos pemeriksaan di provinsi Helmand, Afghanistan, Rabu 23/12.
Foto: AP
Seorang Tentara Nasional Afghanistan memeriksa seorang warga di sebuah pos pemeriksaan di provinsi Helmand, Afghanistan, Rabu 23/12.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sudah lazim di seluruh dunia bagi seseorang untuk mengajukan permohonan dan menerima paspor dalam beberapa hari jika bukan beberapa pekan, tapi rakyat Afghanistan memerlukan waktu beberapa bulan untuk memperoleh paspor dan pergi ke luar negeri.

"Saya lulus dari Kabul University dan saya mau pergi ke luar negeri untuk meraih Gerlar Master. Saya harus menunggu selama dua bulan sebelum paspor saya bisa saya peroleh," kata warga Kabul, Sodaba Omari (23) kepada Xinhua pada Rabu (20/1).

"Masalah berpangkal dari Tazkiara (Kartu Pengenal Nasional) saya, yang hanya berupa selembar kerta. Sebelum mengajukan permohonan paspor, saya telah pergi ke Departemen Kartu Pengenal Nasional di Kementerian Dalam Negeri untuk mengabsahkan ID saya. Tapi saya diberitahu oleh para pejabat bahwa Kartu Pengenal tanpa pengabsahan oleh Kantor Pendaftaran Penduduk di Kementerian Dalam Negeri takkan diterima," kata wanita muda tersebut.

Tingginya angka pengangguran, ditambah oleh meningkatnya peristiwa keamanan setelah penarikan pasukan asing dari Afghanistan pada 2015, telah membuat ribuan orang Afghanistan --kebanyakan pemuda berpendidikan-- meninggalkan negara mereka, yang dicabik perang, ke negara maju, terutama Eropa.

Lebih dari 150.000 orang Afghanistan telah bermigrasi dan mengajukan permohohan suaka di luar negeri sepanjat tahun lalu, kata Menteri Urusan Pengungsi dan Pemulangan Sayed Hussain Alemi Balkhi, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam.

Balkhi juga telah mengakui masalah ekonomi dan keprihatinan keamanan adalah alasan utama bagi orang Afghanistan yang meninggalkan negara mereka menuju dunia maju untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

"Ekonomi memburuk dan nilai mata uang nasional kami merosot. Tahun ini, nilai Afghani merosot ke posisi terendah selama lebih dari 14 tahun tapi pemerintah gagal mengendalikannya. Ketidak-amanan dan serangan teror menambah besar kesulitan ekonomi kami," kata Ahmad Shah, yang sedang menjalani proses permohonan untuk memperoleh paspor.

"Tugas pemerintah lah untuk terus menyediakan lapangan kerja dan keamanan buat rakyat. Saya lulusan teknologi informasi dan saya telah berusaha keras untuk memperoleh pekerjaan tapi gagal. Jadi saya tak memiliki pilihan selain pergi," katanya.

Sebagian orang Afghanistan mengajukan permohonan paspor, bukan hanya untuk tujuan pendidikan, atau suaka, tapi juga untuk mencari pengobatan medis.

"Ratusan orang tiba di luar Departemen Pembuatan Paspor dalam cuaca dingin saat tengah malam. Mereka berdiri dalam barisan panjang untuk menunggu dan menyerahkan surat permohonan mereka. Banyak keluarga juga mendatangi departemen yang berada di Kabul Barat," kata Shah.

Untuk menemukan penyelesaian bagi masalah itu, pemerintah meluncurkan sistem permohonan paspor daring dan layanan pengiriman ke rumah pada awal Januari.

Gagasan tersebut bertujuan memudahkan pemberian paspor di seluruh negeri itu. Pemohon diharuskan mengisi formulir daring kemudian mereka harus datang ke Departemen Pembuatan Paspor hanya satu kali untuk pemrosesan biometrik dan mereka akan menerima paspor mereka melalui pos di rumah mereka," kata Yasin Samim, Juru Bicara Kementerian Telekomunikasi dan Teknologi Informasi, sebagaimana dikutip media lokal.

Nama dan spesifikasi pada jenis lama paspor Afghanistan adalah tulisan tangan sebelum pemerintah mulai mengeluarkan paspor komputerisasi dua tahun lalu.

Sebanyak 7.000 orang mengajukan permohonan untuk memperoleh paspor di seluruh negeri tersebut setiap hari dan Departemen itu mengeluarkan sebanyak 4.000 paspor dalam satu hari, kata Jenderal Sayed Saboor, Ketua Direktorat Pembuatan Paspor Afghanistan, kepada Xinhua.

"Setelah kami memperbarui proses pemrosesan bagi pemberian paspor, kami mencetaknya di Inggris, dan setelah langkah baru ini, sekarang warga dapat menerima paspor mereka antara 20 dan 25 hari," katanya.

"namun setelah kami menerima paspor kami, kesulitan kami belum usai," kata Shah.

"Ketidak-nyamanan berlanjut sebab beberapa negara tak mengeluarkan visa untuk paspor jenis lama dan sebagian tidak memberi visa untuk paspor jenis baru. Beberapa kantor konsulat juga menyerahkan pemohon visa ke Kementerian Luar Negeri untuk konfirmasi keabsahan paspor yang baru mereka peroleh," katanya.

"Rakyat Afghanistan juga menghadapi beban untuk membayar 5.500 afghani (sebanyak 81 dolar AS) untuk biaya pembuatan paspor. Saya kira jumlah ini sangat tinggi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement