Senin 15 Feb 2016 16:15 WIB

Korban Sipil Afghanistan 2015 Pecahkan Rekor

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Korban perang di Afghanistan
Foto: ap
Korban perang di Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- PBB melaporkan jumlah korban sipil akibat perang di Afghanistan telah melampaui 11 ribu jiwa pada 2015. Jumlah tersebut tercatat tertinggi dan mencapai rekor sejak invasi Amerika Serikat 14 tahun lalu.

Dilansir Al Jazeera, dalam laporan tahunan Misi Bantuan PBB Afghanistan (UNAMA) pada Ahad (14/2), PBB menyatakan ada 3.545 korban tewas dan 7.457 korban terluka akibat pertempuran antara pasukan Afghanistan dengan Taliban dan kelompok bersenjata lainnya. PBB melaporkan total 11.002 korban sipil tercatat naik empat persen dari periode 2014 dan mencapai rekor tertinggi.

Satu dari empat korban menurut PBB merupakan anak-anak atau sekitar 25 persen naik 14 perse dari tahun sebelumnya. Sementara satu dari sepuluh di antaranya berjenis kelamin perempuan, atau sekitar 10 persen naik 37 persen dari sebelumnya. Perwakilan khusus PBB untuk Afghanistan Nicholas Haysom menyebut angka tersebut 'tak dapat diterima'.

"Kami menyerukan, terkait rasa sakit yang ditimbulkan pada rakyat Afghanistan, untuk mengambil tindakan nyata melindungi warga sipil dan menghentikan pembunuhan serta pelumpuhan warga sipil pada 2016," kata Hasyom.

Laporan UNAMA mengatakan, elemen antipemerintah paling bertanggung jawab atas bahaya ini. Mereka menyebabkan 62 persen dari semua korban sipil yang jatuh. Sementara mereka yang tewas dan terluka oleh pasukan pro-pemerintah sekitar 17 persen dari angka rekor. Banyak dari mereka yang tewas dan terluka akibat terperangkap dalam baku tembak.

Laporam UNAMA menyoroti serangan besar-besaran di ibu kota Kabul, terutama dari dua serangan bunuh diri pada 7 Agustus yang menyebabkan 355 korban sipil termasuk 43 tewas dan 312 terluka. Kemudian serangan kedua pada 28 September di Kunduz, menyebabkan 493 kematian warga sipil dan 1.392 terluka selama sepekan pertempuran. Sebagian besar korban hasil dari pertempuran darat pasukan pemerintah dan pemberontak antara 28 September dan 13 Oktober.

"Pertempuran darat antara pihak dalam konflik menyebabkan 1.116 kematian dan 3.021 terluka, naik 15 persen pada 2014 dan menjadi penyebab utama korban sipil Afghanistan," kata UNAMA.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement