Selasa 15 Mar 2016 09:20 WIB

Belum Ada Tanda Persiapan Mundurnya Pasukan Rusia

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Pasukan Rusia di Suriah
Foto: zerohedge.com
Pasukan Rusia di Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan rencana menarik sebagian besar pasukan bersenjatanya dari Suriah, Senin (14/3).

Ia mengatakan diplomatnya sedang mendorong pada perdamaian pascapembicaraan damai yang dimediasi PBB berlanjut. Presiden Suriah, Bashar al Assad telah sepakat dengan pengurangan pasukan Rusia.

Para diplomat barat berspekulasi, Putin mungkin mencoba menekan Assad untuk penyesuaian politis pada perang yang sudah menewaskan sekitar 250 ribu orang ini sejak lima tahun lalu. Meski demikian, para pejabat AS melihat belum ada tanda-tanda persiapan mundurnya pasukan.

(Baca: Putin dan Assad Sepakat Kurangi Pasukan Udara di Suriah)

Sementara oposisi Assad menunjukan keraguan. "Tidak ada yang tahu apa yang ada di pikiran Putin," kata oposisi. Putin sendiri menyebut pasukannya sudah memenuhi tujuan mereka di Suriah sehingga tiba waktunya untuk pulang.

Meski demikian, ia tidak memberikan batas waktu penarikan pasukan. Sisa prajurit akan berada di pelabuhan dan pangkalan udara di provinsi Latakia, Suriah. Pada pertemuan di Kremlin, ia meminta penarikan pasukan dimulai Selasa dari kontingen-kontingen utama militernya.

"Saya yakin tugas yang sebelumnya diberikan kementerian pertahanan secara keseluruhan sudah tercapai," kata Putin. Kerja efektif mereka, tambahnya, juga telah menciptakan kondisi untuk memulai proses perdamaian. 

Putin dan Presiden AS Barack Obama berbicara pada Senin terkait Suriah. Kremlin mengatakan kedua pemimpin menyeru pengintensifan proses penyesuaian politik dalam konflik. Gedung Putih mengatakan Obama menyambut baik pengurangan pasukan Rusia. Ia menegaskan transisi politik dibutuhkan untuk mengakhiri kekerasan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement