Kamis 04 Aug 2016 12:07 WIB

Erdogan: ISIS, Kelompok Gulen, dan PKK Sama Saja

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Recep Tayyip Erdogan.
Foto: EPA
Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan sekali lagi, ia tidak melihat perbedaan antara kelompok-kelompok teroris seperti PKK, PYD, YPG, dan Daesh (ISIS), ulama berbasis di Amerika Serikat Fethullah Gulen, FETO, atau organisasi Teroris Fetullah.

"Semua orang memiliki kemampuan bertindak bersama-sama melawan Republik Turki," ujar Erdogan dalam sebuah wawancara dengan televisi Meksiko dilansir Anadolu Agency, Kamis (4/8). "Namun, kami akan terus memerangi mereka," ujarnya dengan tegas.

Ia pun mengecam klaim Gulen Turki telah membantu Daesh atau yang juga dikenal sebagai ISIS. Erdogan mengatakan, sebenarnya Turki telah mengambil bagian dalam memerangi kelompok teroris.

Ia menyerukan masyarakat internasional mengambil sikap umum terhadap semua kelompok teroris. "Untuk menghilangkan mereka sepenuhnya," ujarnya.

Merujuk ke keadaan darurat di Turki selama tiga bulan setelah kudeta, Erdogan mengatakan tujuannya adalah untuk secara efektif cepat melaksanakan proses hukum.

"Ini adalah masalah internal Turki, dan kami membuat keputusan sendiri," katanya.

Menurut Konstitusi Turki, keadaan darurat dapat dideklarasikan untuk jangka waktu maksimal enam bulan ketika indikasi serius kekerasan meluas. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan lingkungan demokratis atau hak-hak dasar dan kebebasan yang ditetapkan oleh Konstitusi atau ketika ketertiban umum terdistorsi karena tindak kekerasan.

Kudeta 15 Juli setidaknya menewaskan 238 orang dan melukai lebih dari 2.200 orang yang turun ke jalan, memprotes upaya kudeta. Negara itu menuduh Fethullah Gulen dan negara paralelnya berada di balik kudeta gagal. Turki telah mengirimkan permintaan resmi ke AS untuk mengekstradisi Gulen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement