Ahad 21 Aug 2016 20:22 WIB

Presiden Filipina Ancam Keluar dari PBB

Rodrigo Duterte
Foto: AP/Aaron Favila
Rodrigo Duterte

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mencela dan mengancam akan keluar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan mengajak Cina serta negara lain membentuk organisasi baru, Ahad (21/8).

Duterte sempat mencela organisasi dunia tersebut karena meminta dirinya menghentikan pembunuhan yang dilakukan dalam memerangi penyalahgunaan narkoba. Dua pengamat Hak Asasi Manusia (HAM) PBB pekan lalu mendesak Manila agar menghentikan eksekusi di luar proses pengadilan (ekstrayudisial) dan pembunuhan yang kian meningkat sejak Duterte yang berjanji akan memberantas narkoba setelah terpilih sebagai presiden.

Sekitar 900 tersangka penyelundup narkoba terbunuh sejak Duterte memenangi pemilihan presiden pada 9 Mei. Duterte dalam jumpa pers di kota asalnya, Davao, Jumat, menyangkal, pemerintah bertanggung jawab atas kematian tersebut.

Ia mengatakan, terbunuhnya para tersangka itu bukan pekerjaan polisi. Duterte mengundang para pengamat PBB untuk menyelidikinya sendiri.

Jumpa pers tersebut disiarkan media setempat dan versi lengkapnya diunggah ke Facebook oleh salah satu media, GMA News. "Saya akan membuktikan ke dunia Anda seorang pengamat yang bodoh," katanya, seraya mendesak agar mereka tidak sekadar menghitung jumlah tersangka gembong narkoba yang tewas, tetapi juga nyawa tak bersalah yang mati karena obat terlarang.

Ia menentang PBB dan negara anggotanya, termasuk sekutu lama Manila di Washington dan mengatakan, dirinya mungkin tidak dapat memenuhi mandat, tetapi ia "khawatir atas tulang-belulang para penjahat akan terus menumpuk".

"Saya tak ingin membuat Anda kesal. Akan tetapi, kami mungkin akan memutuskan keluar dari PBB. Mengapa kita harus mendengar pendapat para pengamat ini?," tambahnya.

Duterte mengkritik PBB karena tak cukup mengatasi bencana kelaparan dan terorisme, serta perang di Suriah dan Irak. Bahkan ia beranggapan, organisasi dunia itu membiarkan negara adidaya mengebom desa serta membunuh warga.

Alhasil, ia akan mengajak Cina dan negara Afrika untuk membentuk perserikatan dunia lainnya. "Anda tahu, PBB, jika kalian menyebut satu hal buruk tentang saya, maka saya dapat menyatakan 10 hal serupa (tentang PBB). Organisasi itu tak berguna karena jika kalian berpegang teguh pada mandat, maka PBB mestinya mampu menghentikan seluruh perang dan aksi pembunuhan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement