Rabu 12 Oct 2016 16:23 WIB

Wikileaks Sebut Clinton Tuduh Saudi dan Qatar Bantu ISIS

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Hillary Clinton
Foto: AP
Hillary Clinton

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Email milik Hillary Clinton dan ketua tim kampanye Partai Demokrat, John Podesta, yang dibocorkan Wikileaks menghadirkan babak baru perlawanan terhadap ISIS. Salah satu email menunjukkan Clinton menuduh Arab Saudi dan Qatar memberi bantuan keuangan dan logistik kepada kelompok teroris tersebut.

Dalam email tertanggal 17 Agustus 2014 yang dirilis Wikileaks pada Senin (10/10), Clinton tampak percaya Arab Saudi dan Qatar mendukung ISIS dan kelompok teroris lainnya, terkait dana dan logistik. Meski demikian, kedua negara itu telah memberi jaminan mereka tidak mendukung ISIS.

"Sementara operasi militer ini bergerak maju, kita perlu menggunakan aset diplomatik dan intelijen untuk memberi tekanan kepada pemerintah Qatar dan Arab Saudi, yang memberikan dukungan keuangan dan logistik untuk ISIS dan kelompok radikal lainnya di wilayah ini," ujar Clinton untuk Podesta, dikutip dari Russia Today.

"Upaya ini akan didukung oleh komitmen yang dibangun bersama KRG (Pemerintah Daerah Kurdi). Qatar dan Arab Saudi akan berada dalam posisi antara mendominasi Sunni dan siap menerima konsekuensi serius yang akan diberikan AS," tambahnya.

Arab Saudi sebelumnya pernah dituduh mendanai organisasi teroris lain, seperti Alqaidah dan Taliban. Kerajaan Saudi juga dinilai memiliki kebijakan hukum yang tidak jauh berbeda dengan ISIS, misalnya eksekusi mati di depan publik.

Awal tahun ini, Qatar dan Amerika Serikat (AS) menjalin hubungan kerja dalam upaya melawan ISIS. Pada Juni lalu, pesawat pengebom AS, B-52 Stratofortress, terbang ke Pangkalan Udara Al Udeid untuk menyerang ISIS.

Arab Saudi juga mengaku berada di pihak AS dalam memerangi ISIS. Namun, pada September lalu, komandan kelompok Al-Nusra bernama Abu Al-Ezz mengklaim AS dan negara-negara sekutunya di Teluk Persia memberikan bantuan senjata kepada kelompoknya.

AS membantah telah mempersenjatai organisasi teroris lain untuk melawan ISIS. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner mengatakan, ada pihak oposisi ISIS yang kemungkinan memberikan bantuan senjata kepada Al-Nusra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement