Ahad 04 Dec 2016 14:25 WIB

Empat Kota Ini Hentikan Penggunaan Solar pada 2025

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Dwi Murdaningsih
Badan Energi Terbarukan Australia (ARENA) mengatakan pembangunan 12 pembangkit listrik tenaga matahari baru di Australia akan meningkatkan kemampuan nasional Australia dalam memproduksi listrik skala besar.
Foto: abc
Badan Energi Terbarukan Australia (ARENA) mengatakan pembangunan 12 pembangkit listrik tenaga matahari baru di Australia akan meningkatkan kemampuan nasional Australia dalam memproduksi listrik skala besar.

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Para pemimpin dari empat kota besar dunia memutuskan untuk menghentikan penggunaan solar untuk semua jenis kendaraan pada 2025. Kota-kota tersebut di antaranya Paris, Mexico City, Madrid, dan Athena.

Komitmen tersebut dibuat saat para walikota mengadakan pertemuan dua tahunan C40 Mayors ke-6 di Mexico City, pada 30 November - 2 December 2016. Komitmen tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas udara.

Keempat kota akan mempromosikan penggunaan kendaraan alternatif. Mereka juga akan mengkampanyekan berjalan kaki dan bersepeda bagi penduduk kota. 

Penggunaan solar untuk moda transportasi menjadi perhatian dunia beberapa tahun terakhir, karena besarnya polusi udara yang dihasilkan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, ada sekitar tiga juta kematian setiap tahun terkait dengan paparan polusi udara di luar ruangan.

Solar berkontribusi terhadap masalah udara dengan dua cara, pertama dengan memproduksi partikel dan memproduksi nitrogen oksida (NOx). Partikel jelaga yang sangat halus dapat menembus paru-paru dan dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular, hingga kematian.

Sedangkan nitrogen oksida dapat membantu pembentukan ozon. Siapapun yang menghirupnya dapat merasakan kesulitan bernapas, bahkan jika orang tersebut tidak memiliki riwayat penyakit pernapasan.

Kelompok peduli lingkungan banyak yang melapor ke pengadilan untuk mencoba menegakkan peraturan standar udara yang jelas. Di Inggris, kampanye kelompok peduli lingkungan baru-baru ini telah sukses memaksa pemerintah untuk bertindak lebih cepat mengenai hal itu.

Di Inggris, Wali kota London, Sadiq Khan, sudah terlebih dahulu berkomitmen untuk menghentikan penggunaan solar di London pada 2025. Ia mengusulkan adanya Ultra-Low Emission Zone di pusat kota.

"Di Inggris, Wali kota London sedang mempertimbangkan tindakan lebih berani daripada pendahulunya, dengan mengusulkan perluasan Ultra-Low Emission Zone. Bukan hanya London yang memiliki masalah ini, kita perlu jaringan nasional untuk zona udara bersih," ujar kelompok peduli lingkungan ClientEarth, Alan Andrews, dikutip BBC.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement