Selasa 13 Dec 2016 15:51 WIB

Suu Kyi Minta Pertemuan ASEAN Bahas Rohingya

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Aung San Suu Kyi
Foto: AP / Koji Sasahara
Aung San Suu Kyi

REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYIDAW -- Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi telah memanggil para menteri luar negeri ASEAN untuk pertemuan bahas kondisi di Rakhine State, Selasa (13/12). Pertemuan ini akan bersifat informal dan berupa briefing di Yangon pada 19 Desember.

Ini akan jadi kesempatan ASEAN untuk menyatakan kekhawatiran mereka soal berita Rohingya yang terus memanas. Myanmar terus ditekan publik dan pemerintah global untuk menjawab tuduhan kekerasan dan pelanggaran HAM di Rakhine.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Myanmar, Aye Aye Soe mengatakan pertemuan mendatang akan memberi pemahaman atas situasi di Rakhine. Menurutnya, undangan telah dikirim kepada anggota ASEAN pada 9 Desember. Hingga kemarin belum ada negara lain yang menjawab.

"Ini adalah salah satu mekanisme ASEAN, bahwa A Foreign Ministerial Retreat Meeting bisa diinisiasi oleh menlu ASEAN mana pun," kata Aye pada Myanmar Times. Menurutnya, agenda pertemuan belum dipublikasikan dan belum ditentukan.

Namun satu yang pasti adalah isu yang sedang panas di antara anggota ASEAN, yakni Rakhine. Selama ini, pemerintah Myanmar menganggap masalah Rakhine adalah urusan internal yang tidak seharusnya dibahas di luar konteks negara.

Namun pemberitaan yang terus menerus membuat pemerintah Myanmar tidak punya pilihan selain membahasnya dengan asosiasi terdekat. Meski Myanmar belum mengizinkan pihak mana pun untuk turut campur. Termasuk memberi akses pada pihak independen.

Menurut Juru bicara UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), aktivitas kemanusiaan di Rakhine masih terhenti sejak serangan 9 Oktober lalu. Makanan belum dikirim untuk 130 ribu orang termasuk anak malnutrisi.

Sebanyak 30 ribu orang mengungsi dari Maungdaw. Selain itu, 22 ribu Muslim meninggalkan wilayah menuju Bangladesh sejak 1 November lalu.

Indonesia telah melakukan pendekatan melalui jalur diplomatik untuk menyatakan kekhawatiran. Pada 6 Desember lalu, Menlu RI, Retno Marsudi bertemu dengan Suu Kyi di Nay Pyi Taw. Analis ASEAN, Kavi Chongkittavorn mengatakan pertemuan ASEAN nanti adalah hasil dari pertemuan Suu Kyi dan Retno.

Ia menilai pertemuan bertujuan untuk mengurangi tekanan ASEAN pada Myanmar. Suu Kyi bisa menggunakan kesempatan ini untuk menanamkan pemahaman mereka atas kondisi di Rakhine, termasuk sebagai jalan menyatukan kelompok regional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement