Kamis 12 Jan 2017 05:55 WIB

Kapal Induk Cina Lintasi Selat Taiwan

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Pulau di kawasan konflik laut Cina Selatan.
Foto: VOA
Pulau di kawasan konflik laut Cina Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Kapal induk Cina dilaporkan telah melintasi Selat Taiwan, Rabu (11/1). Beberapa kapal perang juga turut berada di belakangnya setelah kembali melakukan latihan di Laut Cina Selatan.

Meski tidak memasuki wilayah perairan secara langsung, tapi kapal-kapal itu telah melintasi zona identifikasi pertahanan Taiwan (ADIZ). Hal itu dinilai menjadi eskalasi terbaru ketegangan antara dua negara yang terjadi sejak lama.

Atas terjadinya hal itu, militer Taiwan melakukan pemantauan terhadap armada kapal Cina lainnya yang mungkin melewati wilayah mereka. Seperti melewati sekitar 100 mili atau 160 kilometer dari selat.

Ketegangan antara Cina dan Taiwan terjadi sejak 1949 lalu. Pada tahun itu, untuk pertama kalinya Taiwan memisahkan diri dan membentuk sebuah negara demokratis.

Cina hingga saat ini tidak menerima hal itu dan menganggap bahwa Taiwan sebagai sebuah provinsi yang membangkang. Negeri Tirai Bambu juga memiliki Kebijakan Satu Cina untuk mengatur hal ini dan harus diakui oleh negara lain yang ingin menjalin hubungan diplomatik.

Dalam beberapa waktu terakhir, ketegangan antara dua negara meningkat sejak presiden terpilih Amerika Serikat (AS) melakukan percakapan telepon dengan Presiden Taiwan Tsai Ing Wen. Hal itu membuat Cina geram dan meminta agar AS mematuhi perjanjian yang disepakati pada 1979 lalu.

Kepala Dewan Urusan Darat Taiwan, Chang Hsiao Yueh, mengatakan, saat ini pihak berwenang terus memantau tindakan Cina. Ia meminta seluruh warga di negara itu untuk tetap tenang.

"Saya ingin menekankan bahwa pemerintah memiliki kemmpuan cukup untuk melindungi seluruh warga di Taiwan," ujar Chang, dilansir BBC, Rabu (11/1).

Ia juga menekankan setiap ancaman yang datang kepada Taiwan dari Cina tidak akan memberi kerugian apa pun. Sebelumnya, Cina juga disebut meningkatkan kegiatan latihan militer dekat Taiwan yang dinilai sebagai bentuk menunjukkan perlawanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement