Jumat 17 Mar 2017 13:37 WIB

Menlu AS Kunjungi Korsel Bahas Denuklirisasi Korut

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson (kedua dari kanan) tiba di Pangkalan Udara Osan di Pyeongtaek, Korea Selatan pada Jumat (17/3).
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson (kedua dari kanan) tiba di Pangkalan Udara Osan di Pyeongtaek, Korea Selatan pada Jumat (17/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson tiba di Korea Selatan pada Jumat (17/3) waktu setempat untuk tur Asia tahap kedua setelah Jepang. Tur Asia kali ini difokuskan menemukan pendekatan baru untuk menghentikan Korea Utara setelah upaya denuklirisasi selama dua dekade negara komunis itu gagal.

Di Korea Selatan, ia akan mengunjungi perbatasan yang dijaga ketat Korea Utara, yaitu Zona Demiliterisasi (DMZ). Kemudian baru bertemu dengan Menteri Luar Negeri Yun Byung-se dan Perdana Menteri Hwang Kyo-ahn, yang kini juga bertindak sebagai penjabat presiden.

Sementara saat di Tokyo, Kamis (16/3), Tillerson mengatakan upaya diplomatik dan lainnya selama 20 tahun tidak membuahkan hasil, termasuk ketika Amerika Serikat memberikan bantuan sebesar 1,35 miliar dolar AS kepada Korea Utara (Korut) demi mengambil jalur pendekatan yang berbeda. Nyatanya tak ada hasil yang signifikan dari upaya tersebut. 

"Dalam menghadapi ancaman yang selalu meningkat ini, jelas pendekatan yang berbeda diperlukan. Bagian dari tujuan kunjungan saya ke daerah ini untuk bertukar pandangan mengenai pendekatan baru," katanya dalam konferensi persnya pertama kali sebagai Menlu AS di Jepang.

Selama satu tahun terakhir ini Korut sudah melakukan dua kali uji coba nuklir dan juga meluncurkan serangkaian rudal balistik. Terakhir pada pekan lalu, Korut meluncurkan empat rudal balistik dan mengembangkan rudal nuklir yang diklaim dapat mencapai Amerika Serikat.

Sebelumnya Washington telah menekan Beijing berbuat lebih banyak untuk mengendalikan program nuklir dan rudal Korea Utara. Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters di Washington bahwa Tillerson diperkirakan akan memberitahu pemimpin Cina tentang maksud Amerika Serikat meningkatkan pertahanan rudal di wilayah tersebut meskipun mereka meyakini akan ada penentangan dari Cina. Cina meyakini sistem radar adalah ancaman bagi keamanan negaranya.

Mantan eksekutif minyak tanpa pengalaman diplomatik itu memulai kunjungan Asia pertamanya sebagai Menlu di Jepang pada Rabu (15/3) dan akan melakukan perjalanan ke Cina pada Sabtu (18/3).

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement