Ahad 19 Mar 2017 00:45 WIB

Usai Merkel Kunjungi AS, Trump Mengeluh

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Andri Saubani
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Amerika Donald Trump saat menggelar konferensi pers usai melakukan pertemuan. Terlihat bahasa tubuh keduanya sedikit canggung dalam konferensi pers tersebut
Foto: Reuters
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Amerika Donald Trump saat menggelar konferensi pers usai melakukan pertemuan. Terlihat bahasa tubuh keduanya sedikit canggung dalam konferensi pers tersebut

REPUBLIKA.CO.ID, WEST PALM BEACH – Kanselir Jerman Angela Merkel mengunjungi Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat (AS), pada Jumat (17/3) waktu setempat. Ia diterima Presiden Donald Trump yang hingga menggelar jumpa pers bersama. Namun, sehari kemudian Trump menyindir Jerman di bawah kepemimpinan Merkel.

Politikus Partai Republik ini menilai Jerman kurang perhatian untuk NATO dan AS. “Terlepas dari apa pun yang kalian dapatkan dari MEDIA PENYEBAR BERITA BOHONG, Saya telah bertemu secara AMAT BAIK Kanselir Jerman Angela Merkel,” tulis Donald Trump di akun Twitter pribadinya, seperti dilansir The New York Times, Sabtu (18/3).

“Namun, Jerman berutang banyak uang ke NATO & Amerika Serikat harus dibayar dengan lebih pertahanan yang lebih kuat dan amat mahal dari NATO kepada Jerman!” lanjut Trump. The New York Times menyebutkan, tuitan Trump ini janggal lantaran tidak ada satu negara pun yang ‘berutang’ kepada NATO. Sebab, aliansi tersebut didanai secara terukur oleh ke-28 negara anggotanya.

Diduga, kicaiuan Trump itu berkaitan dengan fakta bahwa Jerman tak jauh beda dengan kebanyakan negara anggota NATO. Mereka semestinya mengalokasikan dua persen dari pendapatan nasional bruto untuk bidang militer.

Dalam pertemuan di Gedung Putih lalu, Trump tampil secara canggung dengan Merkel. Sebelumnya, ada ‘insiden salaman’, di mana Trump menolak berjabat tangan dengan Merkel di hadapan para awak media.

Sejak berkuasa, Donald Trump kerap menuding globalisme sebagai penyebab kemunduran Negeri Paman Sam. Dia kerap menggaungkan slogan bahwa “Amerika nomor satu, negara-negara lain nomor sekian.” Lantaran itu, ia kerap menuding negara-negara anggota NATO kurang berkontribusi dibandingkan dengan AS terhadap aliansi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement