Jumat 31 Mar 2017 17:37 WIB

Skotlandia Kembali Minta Referendum Kemerdekaan dari Inggris

  Petugas melakukan persiapan di lokasi pusat penghitungan suara referendum kemerdekaan Skotlandia di Royal Highland Centre, Edinburgh, Skotlandia, Rabu (17/9).   (AP/Matt Dunham)
Petugas melakukan persiapan di lokasi pusat penghitungan suara referendum kemerdekaan Skotlandia di Royal Highland Centre, Edinburgh, Skotlandia, Rabu (17/9). (AP/Matt Dunham)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Utama Skotlandia Nicola Sturgeon mengirim surat kepada Perdana Menteri Theresa May untuk secara resmi meminta referendum kemerdekaan kedua. Langkah itu dilakukan menjelang keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Hasil referendum Brexit pada Juni tahun lalu memunculkan keraguan atas masa depan Britania Raya. Sebab, empat negara anggota kerajaan tersebut berbeda sikap. Inggris dan Wales memilih keluar dari Uni Eropa, sementara Skotlandia dan Irlandia Utara memilih bertahan.

Sebelumnya pada Selasa (28/2)  lalu, parlemen Skotlandia memutuskan untuk menggelar referendum pada 2018 atau 2019. Namun demikian, pemerintahan di Wesminster yang dipimpin May harus memberikan izin terlebih dahulu sebelum pemungutan suara.

Setelah mendapatkan mandat dari parlemen, Sturgeon menyerahkan surat kepada May untuk meminta perundingan formal fasilitasi referendum. Namun demikian, pemerintah di Inggris sudah berjanji akan menolaknya.

Dalam akun resmi Twitternya, pemerintah Skotlandia mengunggah foto Sturgoen dengan pose santai di atas sofa dengan pesan, "Menteri Utama di Bute House, Edinburgh, tengah menyelesaikan usulan Section 30 (referendum) dalam surat kepada Perdana Menteri Theresa May."

Section 30 adalah mekanisme resmi di mana pemerintah Inggris akan secara sementara menyerahkan kekuasaan kepada parlemen Skotlandia untuk menggelar referendum. Media setempat mengatakan bahwa surat itu akan sampai ke meja May pada Jumat (31/3) malam.

Dalam referendum pertama pada 2014 lalu, 55 persen warga Skotlandia memilih untuk tetap bertahan sementara sisanya ingin merdeka. Namun demikian, Sturgeon mengatakan bahwa situasi telah berubah karena perbedaan tajam terkait keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Di sisi lain, May mengatakan, bukan waktu yang tepat untuk referendum kedua karena dirinya harus menjalani perundingan alot tentang syarat-syarat keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Gambar Sturgeon di Twitter dibuat mirip dengan foto May saat menandatangani surat resmi pengunduran diri dari Uni Eropa, sebuah blok beranggotakan 27 negara. Dalam foto itu May nampak duduk sendirian di meja kabinet Downing Street sementara di belakangnya ada sebuah jam besar, sebuah bendera Inggris, dan sebuah lukisan minyak dari perdana menteri Inggris yang pertama, Robert Walpole.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement