Ahad 16 Apr 2017 18:03 WIB

Menlu Inggris Sebut Assad Figur 'Beracun'

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Angga Indrawan
Bashar Al-Assad
Foto: myfirstclasslife.com
Bashar Al-Assad

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Boris Johnson kembali melontarkan kritik keras terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad. Johnson menyebut Assad sebagai figur yang 'beracun'.

Johnson mengatakan bahwa Assad adalah "lengkungan teroris". Pernyataannya tersebut berkaitan dengan serangan senjata kimia mematikan yang menyerang warga Suriah di Idlib beberapa waktu lalu. "Dia secara harafiah maupun kiasan adalah beracun," ujarnya seperti dilaporkan laman Al Araby, Ahad (16/4).

Menurutnya, Suriah, di bawah komando Assad memang sudah tak segan lagi untuk menggunakan senjata kimia dalam aksi-aksi militernya. "Assad menggunakan senjata kimia karena mereka tidak hanya mengerikan dan menakutkan, tapi juga tidak pandang bulu," ujar Johnson.

Oleh sebab itu, ia menilai, ini saatnya Rusia, sebagai sekutu dekat Suriah, sadar terhadap polah Assad tersebut. "Sekarang saatnya Rusia terbangun untuk fakta (tentang Assad) itu. Mereka masih memiliki waktu untuk berada di sisi yang benar dari perdebatan ini," ucapnya.

Ia juga menegaskan bahwa Inggris dan negara sekutu Barat lainnya masih meyakini bahwa serangan senjata kimia yang menewaskan sekitar 100 warga Suriah pada beberapa waktu lalu dilakukan oleh Assad.

"Inggris, Amerika Serikat, dan semua sekutu utama kami memiliki pikiran yang sama. Kami percaya bahwa serangan senjata kimia tersebut sangat mungkin dilakukan oleh Assad pada warganya sendiri. Padahal senjata kimia sudah dilarang sejak seratus tahun yang lalu," ujar Johnson.

Serangan senjata kimia di Idlib, Suriah, beberapa waktu lalu menggemparkan dunia internasional. Tidak hanya karena penggunaan senjata kimia yang telah dilarang, namun juga karena jumlah korban tewas, termasuk kalangan anak-anak, akibat serangan tersebut. Setelah serangan itu, Rusia sebagai sekutu utama Suriah didesak agar menarik dukungannya terhadap Bashar al-Assad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement