Rabu 26 Apr 2017 04:31 WIB

26 Orang Tewas Selama Unjuk Rasa Minta Maduro Turun

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Teguh Firmansyah
Pengunjuk rasa antipemerintah memenuhi sebuah jalan tol di Caracas, Venezuela.
Foto: AP Photo/Ariana Cubillos
Pengunjuk rasa antipemerintah memenuhi sebuah jalan tol di Caracas, Venezuela.

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Seorang pria ditembak mati dalam sebuah unjuk rasa politik di Lara, Venezuela, Selasa (25/4). Jumlah korban tewas pun bertambah menjadi 26 orang sejak unjuk rasa menentang pemerintah sosialis dimulai sebulan lalu.

Kantor kejaksaan mengatakan, Orlando Medina, (23 tahun) meninggal akibat sebuah tembakan di kepala di sebuah jalan di kota El Tocuyo pada dini hari selama unjuk rasa.

Sejak oposisi Venezuela mulai melakukan unjuk rasa menentang Presiden Nicolas Maduro, sebanyak 15 orang tewas dalam aksi kekerasan selama demonstrasi. Adapun 11 lainnya tewas dalam penjarahan di malam hari.

Aktivis politik dan media Venezuela telah melaporkan lebih banyak korban tewas. Namun hal itu belum dikonfirmasi. Dengan unjuk rasa dilakukan setiap hari oleh lawan dan pendukung Maduro, semakin banyak korban tewas di kedua belah pihak.

Salah satu korban lainnya sersan Garda Nasional yang  terbunuh dalam sebuah unjuk rasa. Namun kantor kejaksaan tidak menyebutkan Medina dari pihak mana. Meskipun media di Lara mengatakan, korban tersebut dari simpatisan oposisi.

"Setiap kematian menimbulkan sakit hati bagi pemerintah atau oposisi.  Empat korban tewas masih remaja dan sebanyak 437 orang juga terluka, " kata Jaksa Agung Luisa Ortega dalam sebuah pidato.

Partai Sosialis yang berkuasa menuduh kelompok oposisi mau melakukan kudeta penuh kekerasan. Sosialis menuding AS diam-diam berada di belakang oposisi. Sementara pihak oposisi menuding Maduro adalah seorang diktator yang menekan unjuk rasa damai.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement